Rabu, 21 Oktober 2009

PDA (Personal Digital Assistance)

I Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang akhir-akhir ini masuk dan berkembang pesat di Negara kita telah membuat tuntutan tuntutan baru di segala sektor khusunya di bidang pelayanan kesehatan. Era kemajuan teknologi menuntut pemberi pelayanan kesehatan khususnya perawat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat. Namun kondisi pesatnya kemajuan teknologi saat ini sepertinya belum didukung dengan kesiapan pelayanan kesehatan , salah satunya dalam memenuhi ketersediaan alat dokumentasi yang cepat dan modern dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan. Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan sistem suatu rumah sakit.

Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pemberi asuhan pelayanan kesehatan. Perawat mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi. Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan masih dilakukan dengan cara manual dan konvensional serta belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Dalam hal ini, perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang saat ini memungkinkan perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.

II Tinjauan Teori

2.1 Pengertian Keperawatan dan Definisi Informatika Keperawatan

Keperawatan meliputi kemandirian atau kolaboratif dalam merawat individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit atau sehat dengan segala kondisi yang meliputinya. Keperawatan terdiri dari promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi, promosi lingkungan aman, penelitian, berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan kesehatan bagi pasien dan manajemen sistem kesehatan serta pendidikan dan kode etik keperawatan (International Council of Nurses). Perawat adalah seorang petugas kesehatan professional yang selalu ikut serta mengkontribusikan pengetahuan dan keterampilan khususnya bagi pelayanan pasien, selalu hadir secara kontinu mendampingi pasien dengan lingkup tanggung jawab profesional yang mencakup segala aspek kesehatan, penyakit, dan

pengobatan pasien, menilai respons pasien terhadap penyakit, risiko kesehatan, perkembangan sepanjang hidup, dan pengobatan,dan mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah kesehatan, mempromosikan kesehatan, memfasilitasi penyembuhan, mengurangi penderitaan, atau menemukan kedamaian dan martabat pada saat meninggal.

Informatika keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan yang dirancang untuk membantu manajemen dan pemrosesan data, informasi, dan pengetahuan keperawatan untuk menunjang praktek keperawatan dan penyampaian layanan keperawatan (Graves & Corcoran, 1989). Luasnya lingkup tanggung jawab keperawatan dan kehadiran perawat secara kontinu mendampingi pasien menempatkan keperawatan pada posisi sentral bagi pelayanan kesehatan dan pusat informasi pasien sehingga perlu dikembangkan

informatika keperawatan yang dapat menginformasikan perkembangan aplikasi

multidisiplin terintegrasi bagi pelayanan pasien.

2.2 PDA (Personal Digital Assistance)

PDA (Personal Digital Assistance) adalah sebuah alat elektronik yang berbasis komputer dan berbentuk kecil serta dapat dibawa kemana-mana. PDA banyak digunakan sebagai pengorganisir pribadi pada awalnya, tetapi karena perkembangannya, kemudian bertambah banyak fungsi kegunaannya, seperti kalkulator, penunjuk jam dan waktu, permainan komputer, pengakses internet, penerima dan pengirim surat elektronik (e-mail), penerima radio, perekam video, dan pencatat memo. Dengan menggunakan PDA (komputer saku) ini, kita dapat menggunakan buku alamat dan menyimpan alamat, membaca buku elektronik, menggunakan GPS dan masih banyak lagi fungsi yang lain. Versi PDA yang lebih canggih dapat digunakan sebagai telepon genggam, akses internet, intranet, atau extranet lewat Wi-Fi atau Jaringan Wireless. Salah satu ciri khas PDA yang paling utama adalah fasilitas layar sentuh.

PDA pertama kali muncul pada tahun 1986 dengan diluncurkannya The Psion Organiser II. PDA pertama ini berbentuk seperti komputer genggam yang dilengkapi dengan keyboard dan layar yang kecil. Ditambah dengan fitur-fitur dasar seperti alarm, jam, kalender, kalkulator, serta telepon. Bisa disimpulkan PDA adalah penggabungan antara telepon genggam dengan PC. Pada tahun 1993 Apple meluncurkan produk Newton Messagepad dengan fitur yang lebih lengkap daripada sebelumnya. Seperti tambahan catatan digital, agenda, dan lainya. Fitur dari Newton inilah yang belakangan dijadikan aplikasi standar untuk PDA termasuk layar sentuh yang sangat sensitif dan slot memori eksternal. Namun pada tahun 1998 Apple menghentikan produksi Newton karena bentuknya yang terlalu besar, harganya yang mahal serta penggunaannya yang rumit. Tahun 1996 PalmPilot memperkenalkan Palm Computing dengan harga yang lebih murah, bentuk yang muat disaku, dan menggunakan baterai AAA sehingga lebih efisien dan mudah digunakan. Lebih jauh, produk ini memiliki kapasitas memori yang lebih besar untuk menyimpan data kontak, catatan dan agenda. Pada bulan November tahun 1996 Microsoft meluncurkan Windows CE yang kemudian diadopsi oleh sejumlah perusahaan komputer seperti HP, Casio, Compact, dll. Perkembangan terkini, PDA lebih sering digunakan sebagai sarana komunikasi nirkabel. Fitur yang ditawarkan juga saat ini lebih mengacu untuk menujang gaya hidup konsumen sebagai pengguna internet.

Sebagai komputer genggam, PDA memiliki processor dan sitem operasi layaknya komputer biasa. Sistem operasi ini merupakan peranti lunak utama pada PDA. Cara kerjanya sama seperti sitem operasi pada komputer seperti Windows XP, Mac OS, tetapi didesain khusus untuk PDA. Terdapat dua kesamaan sistem operasi pada PDA yaitu Palm dan Pocket PC (Windows Mobile). Keduanya bekerja dengan program piranti lunak yang berbeda, jadi walaupun berisikan banyak dokumen seperti gambar, musik dan lainnya yang bisa dipakai namun tidak pada pemrogaman. Pada penyimpanan data tanpa kartu memori, disimpan dalam RAM dengan ukuran puluhan MegaByte sedangkan sumber energinya berasal dari baterai isi ulang. Selain itu bisa juga menggunakan adaptor yang disambungkan kestop kontak AC.

0763752940.jpg photo_nurses_palm.jpg nurse_pda.jpgPDA6.jpg

( Penggunaan PDA oleh Perawat)

III Pembahasan

Penggunaan PDAdalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan dapat meningkatakan mutu dan kulitas asuhan pelayanan kesehatan khususnya di Rumah akit. Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan sistem suatu rumah sakit.

Penggunaan PDA oleh perawat dapat menekan waktu pada pendokumentasian asuhan keperawatan yang menghabiskan tiga sampai empat jam per bergeser menjadi hanya 1 jam.
Hal ini memberi waktu lebih banyak pada perawat untuk melakukan perawatan yang mereka harus lakukan.
Penggunaan PDA oleh perawat, perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat.

IV Kesimpulan

Penggunaan PDA (Personal Digital Assistance) dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan membuat pekerjaan menjadi jauh lebih mudah. PDA memungkinkan perawat untuk mengakses jadwal, sabar grafik, luas referensi medis, dan untuk mengisi dan mengirimkan formulir menyusui. Penggunaan PDAdalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan dapat meningkatakan mutu dan kulitas asuhan pelayanan kesehatan khususnya di Rumah akit. Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan sistem suatu rumah sakit. Penggunaan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat.

V Rekomendasi

PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan Rumah Salit, yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan "touch" over "tech" (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat secara umum masih gagap teknologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.

Sumber Pustaka

Goossen WTF. (1996). Nursing information management and processing: a framework

and definition for systems analysis, design and evaluation. International Journal

of Biomedical Computing;40:187-95. Diakses 21 Oktober 2009

Gosling AS, Westbrook JI, Spencer R. (2004). Nurses' use of online clinical evidence.

Journal of Advanced Nursing ;47:201-11. Diakses 21 Oktober 2009

Graves JR, Corcoran S. (1989). The study of nursing informatics. Image: Journal of

Nursing Scholarship;21:227-31. Diakses 21 Oktober 2009

Henry SB, Mead CN. (1997). Nursing classification systems: Necessary but not

sufficient for representing "What nurses do" for inclusion in computer-based

patient record systems. J Am Med Inform Assoc;4:222-32. Diakses 21 Oktober 2009

Kaminski J. Nursing informatics and nursing culture: Is there a fit? [editorial]

Online Journal of Nursing Informatics. Oct 2005. Diperoleh dari: URL:

http://eaa-knowledge.com/ojni/ni/9_3/june.htm. Diakses 21 Oktober 2009.

Ozbolt JF, Schultz II S, Swain MA, Abraham II. (1995). A proposed expert system for

nursing practice: A springboard to nursing science. Journal of Medical Systems;9:175-85. Diakses 21 Oktober 2009.

Pereira F. Information relevance for continuity of nursing care. Online Journal

of Nursing Informatics. Oct 2005. Diperoleh dari: URL: http://eaaknowledge.com/ojni/ni/9_3/pereira.htm. Diakses 21 Oktober 2009.

Shortliffe EH, Perreault LE, Wiederhold G, Fagan LM. (2001). Medical Informatics:

Computer Applications in Health Care and Biomedicine, 2nd Ed. New York:

Springer. Diakses 21 Oktober 2009.

http://en.wikipedia.org/wiki/Personal_digital_assistant. Diakses 21 Oktober 2009.
http://www.nursing.ubc.ca/Current_Students/Learning_Resources/PDAs/index.htm.

Diakses 21 Oktober 2009.

http http://images.google.co.id/pdf-for-nurses. Diakses 21 Oktober 2009.

RFID

I.LATAR BELAKANG

Kebutuhan akan penggunaan teknologi sistem informasi menjadi hal yang tak terelakkan lagi dewasa ini, tak terkecuali dalam sistem informasi dunia kesehatan. Penggunaan sistem informasi menjanjikan suatu proses yang lebih efisien daripada proses konvensional. Proses yang kompleks menuntut suatu instansi kesehatan untuk mencari cara agar proses yang terjadi dapat berjalan dengan lebih efisien. Salah satu alat yang dapat digunakan sebagai alternatif pengawasan bagi pasien yang barbasis informasi teknologi yang dirasakan lebih efisien adalah dengan menggunakan Radio Frequency Identification (RFID).

Pada era globalisasi keamanan informasi merupakan hal yang sangat penting. Sebuah sistem keamanan informasi harus memperhatikan tiga hal yaitu keamanan, autentifikasi, dan integritas. Untuk mencapai tiga hal tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat melakukan identifikasi terhadap pengguna yang akan mengakses suatu informasi. Pada makalah ini penulis akan mengemukakan sebuah solusi yang berguna sebagai identifikasi pasien yang berbasis frekuensi radio dengan menggunakan alat yang disebut dengan Radio Frequency Identification (RFID) guna memberikan pelayanan dan asuhan yang berkelanjutan yang tepat bagi klien.

Pada makalah ini akan dibahas masalah identifikasi, overview mengenai RFID, cara kerja RFID dan aplikasinya dalam sistem informasi dunia kesehatan (rumah sakit dan perannya dalam mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan bagi pasien sehingga perawat mampu melakukan pengkajian berkelanjutan bagi pasien secara holistik yang dapat dilakukan lebih efisien oleh semua instansi kesehatan yang terkait).

BAB II

2.1 TINJAUAN TEORI

Sistem informasi ( [http1], http://id.wikipedia.org, 2009 ) adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi Rumah sakit (kesehatan) adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan oleh tim kesehatan mengenai pelayanan dan asuhan yang tepat bagi pasien.

Radio Frequency Identification (RFID) atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip slikon dan antena. Label yang pasif tidak membutuhkan sumber tenaga, sedangkan label yang aktif membutuhkan sumber tenaga untuk dapat berfungsi.

RFID adalah teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. RFID dapat disediakan dalam devais yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.

2.2 PEMBAHASAN

Secara garis besar sebuah sistem RFID terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tag, reader dan basis data (Gambar n). Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah sistem RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian mengirimkan informasi tersebut ke sebuah basis data yang menyimpan data yang terkandung dalam tag tersebut. sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca oleh suatu reader RFID dan diproses menurut kebutuhan dari aplikasi tertentu (misalnya digunakan untuk mendeteksi apakah pasien sudah minum obat atau belum, klien memanggil perawat secara tidak langsung).

Gambar n. Komponen utama sistem RFID

Sebuah tag RFID atau transponder, terdiri atas sebuah mikro (microchip) dan sebuah antena (Gambar 2). Chip mikro itu sendiri dapat berukuran sekecil butiran pasir, seukuran 0.4 mm. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat read-only, read-write, atau write-onceread-many. Antena yang terpasang pada chip mikro mengirimkan informasi dari chip ke reader. Biasanya rentang pembacaan diindikasikan dengan besarnya antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam dalam obyek yang akan diidentifikasi (eg: dipasang pada klien). Tag dapat discan dengan reader bergerak maupun stasioner menggunakan gelombang radio.

Keunggulan utama RFID adalah pada aspek efisiensi dan kenyaman, dapat diuraikan sebagai berikut:

* Tag RFID mampu diidentifikasi secara simultan (bersamaan), tanpa harus berada dalam jarak dekat (untuk mendukung aktivitas multiple check-in, check-out, shelf-inventories).

* Tag RFID mampu diidentifikasi menembus berbagai objek seperti kertas, plastik dan kayu (wireless data capture).

Selain berfungsi sebagai tag identifikasi, tag RFID juga memiliki berbagai fitur sekuritas bawaan (built-in) sehingga dapat dikembangkan sebagai pondasi infrastruktur pengendalian. Layanan self-service diwujudkan dengan sebuah perangkat Smart Self-Service Kiosk. Perangkat ini merupakan perpaduan dari: komputer, smartcard reader, terminal RFID, dan Self-Check-In Box. Dengan kartu anggota berbasis smartcard, keabsahan status anggota dapat diverifikasi dengan memasukkan kartu anggota ke smartcard-reader dan memasukkan PIN. Verifikasi dapat diperkuat dengan menggunakan sidik jari. Seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pasien dapat diidentifikasi. Adapun kelebihan daripada RFID dibandingkan alat-alat yang sejenis yaitu

  • Data yang dapat ditampung lebih banyak daripada alat bantu lainnya (kurang lebih 2000 byte)
  • Ukuran sangat kecil (untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana
  • Bentuk dan design yang flexibel sehingga sangat mudah untuk dipakai diberbagai tempat dan kegunaan karena chip RFID dapat dibuat dari tinta khusus
  • Pembacaan informasi sangat mudah, karena bentuk dan bidang tidak mempengaruhi pembacaan, seperti sering terjadi pada barcode, magnetik dll.
  • Jarak pembacaan yang flexibel bergantung pada antena dan jenis chip RFID yang digunakan.
  • Kecepatan dalam pembacaan data.

Penerapan penggunaan RFID di rumah sakit adalah untuk merapikan managenment administrasi dan mendukung kinerja petugas medis. Para dokter dan perawat dapat mengakses informasi kesehatan pasien sekaligus memasukkan data terbaru setelah pemeriksaan tanpa beranjak dari sisi tempat tidur pasien, menggunakan komputer jinjing yang terkoneksi ke jaringan Internet nirkabel. Para petugas medis juga semakin mudah untuk dihubungi di dalam area rumah sakit yang dilengkapi dengan radio-frequency identification (RFID) yang dipasang di gelang pasien serta peralatan bantuan medis seperti kursi roda, maka memonitor pergerakan pasien serta mencari lokasi peralatan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Dengan memanfaatkan teknologi maka rumah sakit dapat meningkatkan produktifitas sekaligus menekan biaya operasional. Tentunya RFID membantu memberikan pelayanan terbaik bagi pasien, meningkatkan kinerja pelayanan dan kepuasan dokter, perawat dan karyawan serta tim kesehatan lainnya, sekaligus mematuhi regulasi atas keamanan dan privasi yang ada, Sehingga memungkinkan rumah sakit memanfaatkan penuh transformasi yang dibawakan oleh teknologi informasi dalam menghadirkan layanan perawatan yang lebih aman, efektif, dan berorientasi pasien.

2.3 KESIMPULAN

Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka tim praktisi kesehatan diharapkan mampu memenuhi ketersediaan alat bantu yang mampu melakukan pemantauan terhadap klien yang cepat dan modern dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Salah satu teknologi modern yang dapat digunakan atau diaplikasikan adalah penggunaan Radio Frequency Identification.

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Dalam upaya peningkatan mutu tersebut perawat dapat menggunakan bantuan alat berupa Radio Frequancy Identification yang dipasangkan pada kien, Sehingga perawat dapat memantau dan menentukan pelayanan atau asuhan yang tepat bagi klien. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi akan membantu dalam pencapaian patient safety melalui upaya-upaya perbaikan komunikasi, melengkapi program sistem informasi dengan berbagai kalkulasi, pengembangan sistem pendukung keputusan, respon cepat dengan menggunakan Radio Frequerncy Identification (RFID). Disamping itu, upaya pengembangan arsitektur sistem informasi yang memungkinkan tenaga kesehatan mengakses pegetahuan yang terbaru.

2.4 Rekomendasi

Radio Frequency Identification dapat digunakan untuk memudahkan dalam proses pelayanan dan asuhan kepada pasien. Sehingga dapat meningkatkan pasient safety. Hal ini menjadi kebutuhan integral dalam proses pelayanan dan asuhan untukmeningkatkan kualitas pelayanan terhadap klien dengan cara yang efektif dan efisien. Oleh karena itu penting bagi perawat agar mampu mengaplikasikan berbagai sistem informasi yang berbasis teknologi dalam dunia kesehatan ataupun untuk management rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Ozbolt JF, Schulzt II S.Swain.MA, Abraham II(1995).A Proposed expert systemfor nursing practice: A spring board to nursing science. Journal of medical system:9:175-85. (diakses 21 oktober jam 09.30 WIB).

http://dspace.unimap.edu.my/bitstream/123456789/3221/4/Methodology.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.11 WIB)

http://id.wikipedia.org. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.11 WIB)

http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/maryono1.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.15 WIB).

http://lib.ui.ac.id/ data/.pdf.(diakses 21 oktober jam 09.12)

http://one.indoskripsi.com. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.25 WIB)

http://smartech.gamatechno.com/index.php/component/content/article/34-artikel-teknologi/44-rfid-artikel. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.25 WIB)

http://www.airmediapersada.com/index.php/our-products/47-sistem-informasi-perpustakaan/82-sistem-informasi-perpustakaan.html. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.27 WIB)

http://www.cert.or.id/~budi/courses/security/2006-2007/Report-Dedi-Supriatna.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.27 WIB)

http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/makalah/ict/ref/RFID.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.27 WIB)

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=11%3Asistem-komunikasi&id=295%3Aradio-frequency-identification.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.30 WIB)

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/dewa_6_(1).pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.40 WIB)

Wiharta. 2004. Modulasi Amplitudo. http://nic.unud.ac.id /~wiharta /siskom_1 / BAB% 20II%20MODULASI%20AMPLITUDO.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.46 WIB)

www.hidcorp.com/understand Card Data Formats _ wp _ en.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 10.20 WIB)

www.wireless.itworld.com. 2008. RFID Source Book. http:// wireless. itworld.com/

4985/051004_book_rfidsourcebook/page_1.html(diakses 21 oktober 2009 jam 10.40 WIB).