Materi #2 Kelas Bunda Sayang
MELATIH KEMANDIRIAN ANAK
Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?
Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.
Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.
Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.
Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?
☘Anak usia 3-5 th
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya
πKunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :
π¨π©π¦π¦Hargai keinginan anak-anak
π¨π©π¦π¦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
π¨π©π¦π¦ Terima ketidaksempurnaan
π¨π©π¦π¦ Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
π¨π©π¦π¦ Berbagi peran bersama anak
π¨π©π¦π¦ Lakukan dengan proses bermain bersama anak
Contoh :
✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus.Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.
☘ beberapa poin kemandirian yang saya ajarkan kepada anak saya :
1. Memilih baju yang akan di pakai sendiri
2. Belajar memakai baju dan celana dengan sedikit bantuan
3. Berhias memakai minyak telon, bersisir, dan menggunakan bedak sendiri
4. Meletakkan baju di tempat bak kotor.
TANTANGAN HARI PERTAMA (1)
Hari ini anakkku kevin avicenna islamay belajar kemandirian memilih sendiri baju yg digunakan dan memakainya. Awalnya ia memilih baju panjang dan celana panjang untuk digunakan pada pagi hari. Tapi saya bilang nak kalau pakai baju panjang nanti panas. Akhirnya dia piluh baju pendek. Dia belajar menggunakan baju agak kesusahan. Tp saya ajarkan dengan dibantu. Untuk memakai celana ia hanya dibantu sedikit.
#level2
#bunsayiip
#melatihkemandirian
#tantangan10hari
Eka Ediawati
Happy Traveler, Happy Mom, Lovely Wife
Rabu, 19 Juli 2017
Sabtu, 17 Juni 2017
tantangan hari ke 10 komunikasi produktif
Hari ini tetep berlatih buat kasih perintah tunggal ke senna. Usaha buat jaga emosi gak marah, dan klo dia gk mau melaksanakan perintah yg aku kasih, aku kasih pilihan ke dia dan aku kasih alasan.
"Nak ayo mandi."
"Airnya sudah panas itu"
"Mau mandi di kamar mandi atau di dapur"
"Di kamar mandi bunda"
"Pakai air hangat apa dingin"
" hangat bunda"
Waktu selesai mandi aku suruh dia buat pilih baju sendiri sesuka dia.
"Na pilih baju sendiri ya mau pakai yg mana?"
"Yg ini nda gambar robot"
"Yang ini tangannya panjang, inget gk senna klo pakai bju tangan panjang gimana?"
"Panas nda"
"Iya, yaudh pilih yg lain"
#level1
#day10
#tantangan10hari
#komunukasi produktif
#kuliahbunsayiip
"Nak ayo mandi."
"Airnya sudah panas itu"
"Mau mandi di kamar mandi atau di dapur"
"Di kamar mandi bunda"
"Pakai air hangat apa dingin"
" hangat bunda"
Waktu selesai mandi aku suruh dia buat pilih baju sendiri sesuka dia.
"Na pilih baju sendiri ya mau pakai yg mana?"
"Yg ini nda gambar robot"
"Yang ini tangannya panjang, inget gk senna klo pakai bju tangan panjang gimana?"
"Panas nda"
"Iya, yaudh pilih yg lain"
#level1
#day10
#tantangan10hari
#komunukasi produktif
#kuliahbunsayiip
Jumat, 16 Juni 2017
hari ke-9 tantangan 10 hari komunikasi produktif
Hari minggu, kami berencana untuk pergi berbelanja membeli kebutuhan dan keperluan hri raya idul fitri. Jarak ke kota dari rumah kami butuh 4 jam perjalanan.
"Nak, ayo bangun ini sudah siang.
senna mau pergi jalan2 ke kota dengan ayah."
"Senna Gk mau Mandi"
"Senna mau mandi sekarang atau nanti"
"nanti"
"Bunda dan ayah sudah siap2 akan berangkat. jika senna tidak mandi sekarang kita nanti kesiangan sampai kota"
"pakai air hangat ya bunda"
"iya nak"
hari ke -9 : Disini saya berusaha untuk menahan emosi dan tidak mengancam untuk bilang ditinggal jika tidak mau mandi.
#hari9
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
"Nak, ayo bangun ini sudah siang.
senna mau pergi jalan2 ke kota dengan ayah."
"Senna Gk mau Mandi"
"Senna mau mandi sekarang atau nanti"
"nanti"
"Bunda dan ayah sudah siap2 akan berangkat. jika senna tidak mandi sekarang kita nanti kesiangan sampai kota"
"pakai air hangat ya bunda"
"iya nak"
hari ke -9 : Disini saya berusaha untuk menahan emosi dan tidak mengancam untuk bilang ditinggal jika tidak mau mandi.
#hari9
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
renungan kuliah bunsay iip
ada tambahan yg bagus jg mb, masuk dg tema di atas:
Ternyata Orang Tua lah penyebabnya (tolong jangan marah dulu)
Renungan Penyentuh Hati
Fitrah
Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Direktur Auladi Parenting School
Ayah, Ibu…
Setiap anak yang diturunkan ke dunia
lahir dalam keadaan fitrah bukan?
“Kullu mauluudin yuladu
alal fitrah. Fa abaawahu.”
Setiap anak lahir dengan fitrah,
bergantung orangtuanya
bagaimana ia dibentuk.
Karena anak lahir dengan fitrah,
bukankah berarti tak satupun anak
ketika lahir berniat
menghancurkan masa depannya?
Tak ada satupun bayi ketika lahir
berniat di kepalanya:
“Ah jika besar nanti aku mau kena narkoba” ;
“Ah jika besar nanti aku akan hobi tawuran atau kebut-kebutan”.
Atau pernahkah ia berkata:
“jika besar nanti aku akan
mencuri uang orangtua.”
“Ah jika besar nanti aku mau
membangkang pada ayah dan ibu”.
Adakah anak
yang berniat begitu Ayah?
Bukankah berarti setiap anak
yang diturunkan Allah ke dunia,
Justru pada awalnya
cenderung pada kebaikan?
Tetapi, mengapa,
sebagian anak-anak ini
Yang lahir cantik, rupawan, lucu dan menggemaskan;
Setelah ia beranjak remaja dan dewasa,
justru menjadi beban keluarga
dan menjadi masalah untuk lingkungannya?
Ada apa ini…….
Ayah, Ibu….
Karena anak lahir dengan fitrah
sebagian masalah anak,
justru orangtualah penyebabnya.
Periksalah ternyata sebagian anak
justru dijatuhkan harga dirinya
di rumah, bukan di luar rumah
Sebagian kita
mungkin pernah memukul tubuhnya,
seolah tubuh anak adalah
barang pelampiasan amarah kita
sebagian kita
mungkin pernah menampar pipinya,
seolah ia tempat empuk
bagi telapak tangan kita
Sebagian kita
mungkin pernah membentaknya
sambil berteriak dalam hati: akulah yang berkuasa atas dirimu!
Atau mungkin… kita
tak pernah melakukan semua itu?
Tapi tahukah ayah ibu,
Sebagian anak memang
tak pernah dipukul,
Tak pernah dicubit,
tak pernah dibentak,
tapi jarang sekali anak yang lolos
untuk tidak disalahkan orangtua
Mulai dari buka mata di pagi hari
Sampai kembali menutup mata
di sore hari
Ayah, Ibu….
Karena sebagian anak
jatuh harga dirinya di rumah
Tanpa kita sadari,
ada sebagian anak yang tak betah
berada di samping orangtua
Panas hatinya
jika mendengar ‘ceramah-ceramah’ orangtuanya
dan overdosis nasihat yang ia terima
lalu kapan kita mendengarkan anak,
ayah, ibu?
Ketika seorang kakak
hendak mengambil mainan miliknya
Yang diambil adiknya,
Kita… dengan kekuatan kehakiman
yang kita miliki
Dengan gagah berkata:
kakak…. Ngalah dong sama adik!
Lihatlah pertunjukkan ini ayah…
Lihatlah ketidakadilan ternyata
di mulai dari rumah
Lihatlah… kebenaran ternyata
ditentukan oleh faktor usia
Lalu kita berdalil
“adik nya kan masih kecil…”
Dalam hati si kakak berkata
“sampai kapan adik akan dibela?”
“Kapankah aku meminta lebih dulu
dilahirkan ke dunia?”
“sungguh tak enak jadi seorang kakak”
Karena ketidakadilan di mulai dari rumah
Di tempat lain, sebagian adik pun
berkata hal yang sama
“sungguh aku pun tak suka jadi seorang adik”
“Ketika ayah dan ibu tak ada
aku sering dikerjai kakak semuanya”
Ayah ibu
Karena sebagian anak
dijatuhkan harga dirinya di rumah
Sebagian anak akhirnya
tak betah berada di rumah
Rumah baginya hanyalah
tempat tidur sementara
Ia lalu mencari harga diri,
berkelana mencari surga
Mencari orang-orang
yang akan menghargai dirinya
Wahh… ternyata teman-teman ganknya
bisa menghargainya
Lalu dalam hati ia berkata
Hm… ternyata aku dihargai
jika aku pamer perkasa
aku ternyata perkasa
jika menghisap ganja
aku gembira jika bisa
menyusahkan siapa saja…..
Apakah itu yang kita inginkan ayah, ibu?
Jika tidak, hormatilah jiwa anak-anak kita
Bukan sekadar uang, jajanan,
mainan dan sekolah mahal semata
Itu semua penting
Tapi perkataan dan perlakuan
penuh cinta dari Anda
Adalah warisan terindah
untuk masa depan mereka
***
* Dikutip dari buku best seller "Sudahkah Aku Jadi Orangtua Shalih" penerbit Khazanah Intelektual dengan penulis sama dengan yang dicantumkan di atas
Ternyata Orang Tua lah penyebabnya (tolong jangan marah dulu)
Renungan Penyentuh Hati
Fitrah
Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Direktur Auladi Parenting School
Ayah, Ibu…
Setiap anak yang diturunkan ke dunia
lahir dalam keadaan fitrah bukan?
“Kullu mauluudin yuladu
alal fitrah. Fa abaawahu.”
Setiap anak lahir dengan fitrah,
bergantung orangtuanya
bagaimana ia dibentuk.
Karena anak lahir dengan fitrah,
bukankah berarti tak satupun anak
ketika lahir berniat
menghancurkan masa depannya?
Tak ada satupun bayi ketika lahir
berniat di kepalanya:
“Ah jika besar nanti aku mau kena narkoba” ;
“Ah jika besar nanti aku akan hobi tawuran atau kebut-kebutan”.
Atau pernahkah ia berkata:
“jika besar nanti aku akan
mencuri uang orangtua.”
“Ah jika besar nanti aku mau
membangkang pada ayah dan ibu”.
Adakah anak
yang berniat begitu Ayah?
Bukankah berarti setiap anak
yang diturunkan Allah ke dunia,
Justru pada awalnya
cenderung pada kebaikan?
Tetapi, mengapa,
sebagian anak-anak ini
Yang lahir cantik, rupawan, lucu dan menggemaskan;
Setelah ia beranjak remaja dan dewasa,
justru menjadi beban keluarga
dan menjadi masalah untuk lingkungannya?
Ada apa ini…….
Ayah, Ibu….
Karena anak lahir dengan fitrah
sebagian masalah anak,
justru orangtualah penyebabnya.
Periksalah ternyata sebagian anak
justru dijatuhkan harga dirinya
di rumah, bukan di luar rumah
Sebagian kita
mungkin pernah memukul tubuhnya,
seolah tubuh anak adalah
barang pelampiasan amarah kita
sebagian kita
mungkin pernah menampar pipinya,
seolah ia tempat empuk
bagi telapak tangan kita
Sebagian kita
mungkin pernah membentaknya
sambil berteriak dalam hati: akulah yang berkuasa atas dirimu!
Atau mungkin… kita
tak pernah melakukan semua itu?
Tapi tahukah ayah ibu,
Sebagian anak memang
tak pernah dipukul,
Tak pernah dicubit,
tak pernah dibentak,
tapi jarang sekali anak yang lolos
untuk tidak disalahkan orangtua
Mulai dari buka mata di pagi hari
Sampai kembali menutup mata
di sore hari
Ayah, Ibu….
Karena sebagian anak
jatuh harga dirinya di rumah
Tanpa kita sadari,
ada sebagian anak yang tak betah
berada di samping orangtua
Panas hatinya
jika mendengar ‘ceramah-ceramah’ orangtuanya
dan overdosis nasihat yang ia terima
lalu kapan kita mendengarkan anak,
ayah, ibu?
Ketika seorang kakak
hendak mengambil mainan miliknya
Yang diambil adiknya,
Kita… dengan kekuatan kehakiman
yang kita miliki
Dengan gagah berkata:
kakak…. Ngalah dong sama adik!
Lihatlah pertunjukkan ini ayah…
Lihatlah ketidakadilan ternyata
di mulai dari rumah
Lihatlah… kebenaran ternyata
ditentukan oleh faktor usia
Lalu kita berdalil
“adik nya kan masih kecil…”
Dalam hati si kakak berkata
“sampai kapan adik akan dibela?”
“Kapankah aku meminta lebih dulu
dilahirkan ke dunia?”
“sungguh tak enak jadi seorang kakak”
Karena ketidakadilan di mulai dari rumah
Di tempat lain, sebagian adik pun
berkata hal yang sama
“sungguh aku pun tak suka jadi seorang adik”
“Ketika ayah dan ibu tak ada
aku sering dikerjai kakak semuanya”
Ayah ibu
Karena sebagian anak
dijatuhkan harga dirinya di rumah
Sebagian anak akhirnya
tak betah berada di rumah
Rumah baginya hanyalah
tempat tidur sementara
Ia lalu mencari harga diri,
berkelana mencari surga
Mencari orang-orang
yang akan menghargai dirinya
Wahh… ternyata teman-teman ganknya
bisa menghargainya
Lalu dalam hati ia berkata
Hm… ternyata aku dihargai
jika aku pamer perkasa
aku ternyata perkasa
jika menghisap ganja
aku gembira jika bisa
menyusahkan siapa saja…..
Apakah itu yang kita inginkan ayah, ibu?
Jika tidak, hormatilah jiwa anak-anak kita
Bukan sekadar uang, jajanan,
mainan dan sekolah mahal semata
Itu semua penting
Tapi perkataan dan perlakuan
penuh cinta dari Anda
Adalah warisan terindah
untuk masa depan mereka
***
* Dikutip dari buku best seller "Sudahkah Aku Jadi Orangtua Shalih" penerbit Khazanah Intelektual dengan penulis sama dengan yang dicantumkan di atas
Rabu, 07 Juni 2017
tantangan 10 hari komunikasi produktif day 5
Hari ini pagi jam 6.30 wib tanggal 07 mei 2017 kevin sudah bangun pagi. Saya sudah buat air hangat untuk dia mandi.
Bunda : nak, ayo mandi? ( point KiSs)
Kevin : tidak bunda
Bunda : mau mandi sm bunda atau sama bude ( yg ngasuh)? ( sabar tahan emosi)
Kevin : gk mau bunda
Akhirnya gagal ngajak kevin mandi.
#day5
#tantanganharike5
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Bunda : nak, ayo mandi? ( point KiSs)
Kevin : tidak bunda
Bunda : mau mandi sm bunda atau sama bude ( yg ngasuh)? ( sabar tahan emosi)
Kevin : gk mau bunda
Akhirnya gagal ngajak kevin mandi.
#day5
#tantanganharike5
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Selasa, 06 Juni 2017
tantangan 10 hari komunikasi produktif day 4
Di tantangan hari ke empat komunikasi produktif ini, aku mau melatih kevin biat taruh botol dot nya lagi sehabis dia pakai untuk taruh di tempat cuci piring seperti yg sudah aku ajarkan selama ini. Dan aku gk mau ditolak ketika aku perintah kevin. Jd aku ngomongnya sesuai dengan apa yg sudah diajarkan pada point komunikasi produktif di kuliah bunsay iip.bunda : nak, taruh botol dotnya di cucian piring.
Kevin : gk mau bunda.
Bunda : mau taruh sekarang atau nanti?
Kevin : gk mau
Bunda: ayo nak bunda temenin taruhnya
Kevin : ( jalan ke dapur sambik bawa botol dotnya)
Bunda : alhamdulilah berhasil.
#day4
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiio
Kevin : gk mau bunda.
Bunda : mau taruh sekarang atau nanti?
Kevin : gk mau
Bunda: ayo nak bunda temenin taruhnya
Kevin : ( jalan ke dapur sambik bawa botol dotnya)
Bunda : alhamdulilah berhasil.
#day4
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiio
Tantangan 10 hari komunikasi produktif day 3
-
Beberapa hari ini masih sibuk sama urusan kantor mulai dari persiapan lomba kb, sampe bikin laporan bulanan. Sampe aku gk sempat untuk nulis ataupun bermain dengan kevin anakku. Tapi akh upayakan untuk terus berlatih dan melatih diriku agar terbiasa dengan komunikasi produktif khususnya point KISS keep information short and simple. Ceritanya malam itu anakku lagi gk mau makan, terus aku tawarin snack. Aku cukup bilang, mau makan kue na ? Gk banyak perintah dan dia langsung mengiyakan. Sampe habis itu cemilan 1 toples.
#day3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Beberapa hari ini masih sibuk sama urusan kantor mulai dari persiapan lomba kb, sampe bikin laporan bulanan. Sampe aku gk sempat untuk nulis ataupun bermain dengan kevin anakku. Tapi akh upayakan untuk terus berlatih dan melatih diriku agar terbiasa dengan komunikasi produktif khususnya point KISS keep information short and simple. Ceritanya malam itu anakku lagi gk mau makan, terus aku tawarin snack. Aku cukup bilang, mau makan kue na ? Gk banyak perintah dan dia langsung mengiyakan. Sampe habis itu cemilan 1 toples.
#day3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Langganan:
Postingan (Atom)