ada tambahan yg bagus jg mb, masuk dg tema di atas:
Ternyata Orang Tua lah penyebabnya (tolong jangan marah dulu)
Renungan Penyentuh Hati
Fitrah
Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Direktur Auladi Parenting School
Ayah, Ibu…
Setiap anak yang diturunkan ke dunia
lahir dalam keadaan fitrah bukan?
“Kullu mauluudin yuladu
alal fitrah. Fa abaawahu.”
Setiap anak lahir dengan fitrah,
bergantung orangtuanya
bagaimana ia dibentuk.
Karena anak lahir dengan fitrah,
bukankah berarti tak satupun anak
ketika lahir berniat
menghancurkan masa depannya?
Tak ada satupun bayi ketika lahir
berniat di kepalanya:
“Ah jika besar nanti aku mau kena narkoba” ;
“Ah jika besar nanti aku akan hobi tawuran atau kebut-kebutan”.
Atau pernahkah ia berkata:
“jika besar nanti aku akan
mencuri uang orangtua.”
“Ah jika besar nanti aku mau
membangkang pada ayah dan ibu”.
Adakah anak
yang berniat begitu Ayah?
Bukankah berarti setiap anak
yang diturunkan Allah ke dunia,
Justru pada awalnya
cenderung pada kebaikan?
Tetapi, mengapa,
sebagian anak-anak ini
Yang lahir cantik, rupawan, lucu dan menggemaskan;
Setelah ia beranjak remaja dan dewasa,
justru menjadi beban keluarga
dan menjadi masalah untuk lingkungannya?
Ada apa ini…….
Ayah, Ibu….
Karena anak lahir dengan fitrah
sebagian masalah anak,
justru orangtualah penyebabnya.
Periksalah ternyata sebagian anak
justru dijatuhkan harga dirinya
di rumah, bukan di luar rumah
Sebagian kita
mungkin pernah memukul tubuhnya,
seolah tubuh anak adalah
barang pelampiasan amarah kita
sebagian kita
mungkin pernah menampar pipinya,
seolah ia tempat empuk
bagi telapak tangan kita
Sebagian kita
mungkin pernah membentaknya
sambil berteriak dalam hati: akulah yang berkuasa atas dirimu!
Atau mungkin… kita
tak pernah melakukan semua itu?
Tapi tahukah ayah ibu,
Sebagian anak memang
tak pernah dipukul,
Tak pernah dicubit,
tak pernah dibentak,
tapi jarang sekali anak yang lolos
untuk tidak disalahkan orangtua
Mulai dari buka mata di pagi hari
Sampai kembali menutup mata
di sore hari
Ayah, Ibu….
Karena sebagian anak
jatuh harga dirinya di rumah
Tanpa kita sadari,
ada sebagian anak yang tak betah
berada di samping orangtua
Panas hatinya
jika mendengar ‘ceramah-ceramah’ orangtuanya
dan overdosis nasihat yang ia terima
lalu kapan kita mendengarkan anak,
ayah, ibu?
Ketika seorang kakak
hendak mengambil mainan miliknya
Yang diambil adiknya,
Kita… dengan kekuatan kehakiman
yang kita miliki
Dengan gagah berkata:
kakak…. Ngalah dong sama adik!
Lihatlah pertunjukkan ini ayah…
Lihatlah ketidakadilan ternyata
di mulai dari rumah
Lihatlah… kebenaran ternyata
ditentukan oleh faktor usia
Lalu kita berdalil
“adik nya kan masih kecil…”
Dalam hati si kakak berkata
“sampai kapan adik akan dibela?”
“Kapankah aku meminta lebih dulu
dilahirkan ke dunia?”
“sungguh tak enak jadi seorang kakak”
Karena ketidakadilan di mulai dari rumah
Di tempat lain, sebagian adik pun
berkata hal yang sama
“sungguh aku pun tak suka jadi seorang adik”
“Ketika ayah dan ibu tak ada
aku sering dikerjai kakak semuanya”
Ayah ibu
Karena sebagian anak
dijatuhkan harga dirinya di rumah
Sebagian anak akhirnya
tak betah berada di rumah
Rumah baginya hanyalah
tempat tidur sementara
Ia lalu mencari harga diri,
berkelana mencari surga
Mencari orang-orang
yang akan menghargai dirinya
Wahh… ternyata teman-teman ganknya
bisa menghargainya
Lalu dalam hati ia berkata
Hm… ternyata aku dihargai
jika aku pamer perkasa
aku ternyata perkasa
jika menghisap ganja
aku gembira jika bisa
menyusahkan siapa saja…..
Apakah itu yang kita inginkan ayah, ibu?
Jika tidak, hormatilah jiwa anak-anak kita
Bukan sekadar uang, jajanan,
mainan dan sekolah mahal semata
Itu semua penting
Tapi perkataan dan perlakuan
penuh cinta dari Anda
Adalah warisan terindah
untuk masa depan mereka
***
* Dikutip dari buku best seller "Sudahkah Aku Jadi Orangtua Shalih" penerbit Khazanah Intelektual dengan penulis sama dengan yang dicantumkan di atas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar