Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina). (Christanti Effendy, (1995:1).
virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C34 dan C54,dua peptide yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya pendarahan hebat, terutama pendarahan saluran gastroentistinsal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diastasis haemoragik renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipotermik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis. Dari penjelasan diatas dapat digambarkan seperti bagan dibawah ini:
Manifestasi Klinis
Adapun tanda gejala DHF adalah sebagai berikut: demam mendadak tanpa sebab yang jelas disertai gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut. Gejala tersebut menyerupai influenza biasa. Pada hari ke-2 atau ke-3 demam muncul bentuk perdarahan yang beraneka ragam dimulai dari yang paling ringan berupa pendarahan dibawah kulit (petekie/ekimosis), perdarahan gusi, epistaksis, sampai perdarahan yang hebat berupa muntah darah akibat perdarahan lambung, melena, dan juga hematuria massif. Selain perdarahan jugja terjadinya syok yang banyak dijumpai pada saat demam telah menurun antara ke-3 dan ke-7 dengan tanda-tanda anak menjadi makin lemah, ujung-ujung jari, telinga dan hidung terasa dingin dan lembab. Denyut nadi terasa cepat, kecil dan tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik 80 mmHg atau kurang.
Klasifikasi DBD
- Derajat I = Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turnikel positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
- Derajat II = Derajad I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.
- derajat III = kegagalan sirkkulasi; nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin, lembab dan gelisah.
- Derajat IV = renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur. (Suriadi dan Rita Yuliani, (2001) ).
Pemeriksaan Diagnostik
- Darah lengkap: hemokonsentrasi (hemotokrit meningkat 20% atau lebih), trombositopeni (100.000 /mm3 atau kurang)
- Serologi: Uji HI (Hemaaglutination Inhibition test)
- Rontgen Thorax: efusi pleura
Penatalaksanaan Terapetik
Keperawatan:
- Minum banyak 1,5 – 2 liter/24 jam dengan air the, gula, atau susu
- Kompres/seka dengan air dingin
- Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
Medis:
- Antipiretik jika terdapat demam
- Antikonvulsan jika terdapat kejang
3. Pemberian cairan melalui infuse, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar