Rabu, 21 Oktober 2009

RFID

I.LATAR BELAKANG

Kebutuhan akan penggunaan teknologi sistem informasi menjadi hal yang tak terelakkan lagi dewasa ini, tak terkecuali dalam sistem informasi dunia kesehatan. Penggunaan sistem informasi menjanjikan suatu proses yang lebih efisien daripada proses konvensional. Proses yang kompleks menuntut suatu instansi kesehatan untuk mencari cara agar proses yang terjadi dapat berjalan dengan lebih efisien. Salah satu alat yang dapat digunakan sebagai alternatif pengawasan bagi pasien yang barbasis informasi teknologi yang dirasakan lebih efisien adalah dengan menggunakan Radio Frequency Identification (RFID).

Pada era globalisasi keamanan informasi merupakan hal yang sangat penting. Sebuah sistem keamanan informasi harus memperhatikan tiga hal yaitu keamanan, autentifikasi, dan integritas. Untuk mencapai tiga hal tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat melakukan identifikasi terhadap pengguna yang akan mengakses suatu informasi. Pada makalah ini penulis akan mengemukakan sebuah solusi yang berguna sebagai identifikasi pasien yang berbasis frekuensi radio dengan menggunakan alat yang disebut dengan Radio Frequency Identification (RFID) guna memberikan pelayanan dan asuhan yang berkelanjutan yang tepat bagi klien.

Pada makalah ini akan dibahas masalah identifikasi, overview mengenai RFID, cara kerja RFID dan aplikasinya dalam sistem informasi dunia kesehatan (rumah sakit dan perannya dalam mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan bagi pasien sehingga perawat mampu melakukan pengkajian berkelanjutan bagi pasien secara holistik yang dapat dilakukan lebih efisien oleh semua instansi kesehatan yang terkait).

BAB II

2.1 TINJAUAN TEORI

Sistem informasi ( [http1], http://id.wikipedia.org, 2009 ) adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi Rumah sakit (kesehatan) adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan oleh tim kesehatan mengenai pelayanan dan asuhan yang tepat bagi pasien.

Radio Frequency Identification (RFID) atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip slikon dan antena. Label yang pasif tidak membutuhkan sumber tenaga, sedangkan label yang aktif membutuhkan sumber tenaga untuk dapat berfungsi.

RFID adalah teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. RFID dapat disediakan dalam devais yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.

2.2 PEMBAHASAN

Secara garis besar sebuah sistem RFID terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tag, reader dan basis data (Gambar n). Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah sistem RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian mengirimkan informasi tersebut ke sebuah basis data yang menyimpan data yang terkandung dalam tag tersebut. sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca oleh suatu reader RFID dan diproses menurut kebutuhan dari aplikasi tertentu (misalnya digunakan untuk mendeteksi apakah pasien sudah minum obat atau belum, klien memanggil perawat secara tidak langsung).

Gambar n. Komponen utama sistem RFID

Sebuah tag RFID atau transponder, terdiri atas sebuah mikro (microchip) dan sebuah antena (Gambar 2). Chip mikro itu sendiri dapat berukuran sekecil butiran pasir, seukuran 0.4 mm. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat read-only, read-write, atau write-onceread-many. Antena yang terpasang pada chip mikro mengirimkan informasi dari chip ke reader. Biasanya rentang pembacaan diindikasikan dengan besarnya antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam dalam obyek yang akan diidentifikasi (eg: dipasang pada klien). Tag dapat discan dengan reader bergerak maupun stasioner menggunakan gelombang radio.

Keunggulan utama RFID adalah pada aspek efisiensi dan kenyaman, dapat diuraikan sebagai berikut:

* Tag RFID mampu diidentifikasi secara simultan (bersamaan), tanpa harus berada dalam jarak dekat (untuk mendukung aktivitas multiple check-in, check-out, shelf-inventories).

* Tag RFID mampu diidentifikasi menembus berbagai objek seperti kertas, plastik dan kayu (wireless data capture).

Selain berfungsi sebagai tag identifikasi, tag RFID juga memiliki berbagai fitur sekuritas bawaan (built-in) sehingga dapat dikembangkan sebagai pondasi infrastruktur pengendalian. Layanan self-service diwujudkan dengan sebuah perangkat Smart Self-Service Kiosk. Perangkat ini merupakan perpaduan dari: komputer, smartcard reader, terminal RFID, dan Self-Check-In Box. Dengan kartu anggota berbasis smartcard, keabsahan status anggota dapat diverifikasi dengan memasukkan kartu anggota ke smartcard-reader dan memasukkan PIN. Verifikasi dapat diperkuat dengan menggunakan sidik jari. Seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pasien dapat diidentifikasi. Adapun kelebihan daripada RFID dibandingkan alat-alat yang sejenis yaitu

  • Data yang dapat ditampung lebih banyak daripada alat bantu lainnya (kurang lebih 2000 byte)
  • Ukuran sangat kecil (untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana
  • Bentuk dan design yang flexibel sehingga sangat mudah untuk dipakai diberbagai tempat dan kegunaan karena chip RFID dapat dibuat dari tinta khusus
  • Pembacaan informasi sangat mudah, karena bentuk dan bidang tidak mempengaruhi pembacaan, seperti sering terjadi pada barcode, magnetik dll.
  • Jarak pembacaan yang flexibel bergantung pada antena dan jenis chip RFID yang digunakan.
  • Kecepatan dalam pembacaan data.

Penerapan penggunaan RFID di rumah sakit adalah untuk merapikan managenment administrasi dan mendukung kinerja petugas medis. Para dokter dan perawat dapat mengakses informasi kesehatan pasien sekaligus memasukkan data terbaru setelah pemeriksaan tanpa beranjak dari sisi tempat tidur pasien, menggunakan komputer jinjing yang terkoneksi ke jaringan Internet nirkabel. Para petugas medis juga semakin mudah untuk dihubungi di dalam area rumah sakit yang dilengkapi dengan radio-frequency identification (RFID) yang dipasang di gelang pasien serta peralatan bantuan medis seperti kursi roda, maka memonitor pergerakan pasien serta mencari lokasi peralatan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Dengan memanfaatkan teknologi maka rumah sakit dapat meningkatkan produktifitas sekaligus menekan biaya operasional. Tentunya RFID membantu memberikan pelayanan terbaik bagi pasien, meningkatkan kinerja pelayanan dan kepuasan dokter, perawat dan karyawan serta tim kesehatan lainnya, sekaligus mematuhi regulasi atas keamanan dan privasi yang ada, Sehingga memungkinkan rumah sakit memanfaatkan penuh transformasi yang dibawakan oleh teknologi informasi dalam menghadirkan layanan perawatan yang lebih aman, efektif, dan berorientasi pasien.

2.3 KESIMPULAN

Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka tim praktisi kesehatan diharapkan mampu memenuhi ketersediaan alat bantu yang mampu melakukan pemantauan terhadap klien yang cepat dan modern dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Salah satu teknologi modern yang dapat digunakan atau diaplikasikan adalah penggunaan Radio Frequency Identification.

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Dalam upaya peningkatan mutu tersebut perawat dapat menggunakan bantuan alat berupa Radio Frequancy Identification yang dipasangkan pada kien, Sehingga perawat dapat memantau dan menentukan pelayanan atau asuhan yang tepat bagi klien. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi akan membantu dalam pencapaian patient safety melalui upaya-upaya perbaikan komunikasi, melengkapi program sistem informasi dengan berbagai kalkulasi, pengembangan sistem pendukung keputusan, respon cepat dengan menggunakan Radio Frequerncy Identification (RFID). Disamping itu, upaya pengembangan arsitektur sistem informasi yang memungkinkan tenaga kesehatan mengakses pegetahuan yang terbaru.

2.4 Rekomendasi

Radio Frequency Identification dapat digunakan untuk memudahkan dalam proses pelayanan dan asuhan kepada pasien. Sehingga dapat meningkatkan pasient safety. Hal ini menjadi kebutuhan integral dalam proses pelayanan dan asuhan untukmeningkatkan kualitas pelayanan terhadap klien dengan cara yang efektif dan efisien. Oleh karena itu penting bagi perawat agar mampu mengaplikasikan berbagai sistem informasi yang berbasis teknologi dalam dunia kesehatan ataupun untuk management rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Ozbolt JF, Schulzt II S.Swain.MA, Abraham II(1995).A Proposed expert systemfor nursing practice: A spring board to nursing science. Journal of medical system:9:175-85. (diakses 21 oktober jam 09.30 WIB).

http://dspace.unimap.edu.my/bitstream/123456789/3221/4/Methodology.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.11 WIB)

http://id.wikipedia.org. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.11 WIB)

http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/maryono1.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.15 WIB).

http://lib.ui.ac.id/ data/.pdf.(diakses 21 oktober jam 09.12)

http://one.indoskripsi.com. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.25 WIB)

http://smartech.gamatechno.com/index.php/component/content/article/34-artikel-teknologi/44-rfid-artikel. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.25 WIB)

http://www.airmediapersada.com/index.php/our-products/47-sistem-informasi-perpustakaan/82-sistem-informasi-perpustakaan.html. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.27 WIB)

http://www.cert.or.id/~budi/courses/security/2006-2007/Report-Dedi-Supriatna.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.27 WIB)

http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/makalah/ict/ref/RFID.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.27 WIB)

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=11%3Asistem-komunikasi&id=295%3Aradio-frequency-identification.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.30 WIB)

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/dewa_6_(1).pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.40 WIB)

Wiharta. 2004. Modulasi Amplitudo. http://nic.unud.ac.id /~wiharta /siskom_1 / BAB% 20II%20MODULASI%20AMPLITUDO.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 09.46 WIB)

www.hidcorp.com/understand Card Data Formats _ wp _ en.pdf. (diakses 21 oktober 2009 jam 10.20 WIB)

www.wireless.itworld.com. 2008. RFID Source Book. http:// wireless. itworld.com/

4985/051004_book_rfidsourcebook/page_1.html(diakses 21 oktober 2009 jam 10.40 WIB).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar