Resume diskusi materi #5
Matrikulasi IIP batch #3 Lampung
*Belajar bagaimana caranya belajar*
Selasa, 21 Februsri 2017
Fasilitator : Wenny Wahyuningrum
Indarwati
Ketua kelas : Etika Indah Febriani
Koordinator minggu #5 : Pratiwi Wahyuningsih
----------------------------------------------------------------------------
Materi Matrikulasi IIP Batch #3 Sesi #5
📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.
Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
*_Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan_*
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.
Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1⃣Belajar hal berbeda
2⃣ Cara belajar yang berbeda
3⃣Semangat Belajar yang berbeda
🍀 *Belajar Hal Berbeda*
Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya
🍎Menumbuhkan karakter yang baik.
🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
*Cara Belajar Berbeda*
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.
Misalnya :
👍Ibu jari : How
👆Jari telunjuk : Where
✋Jari tengah : What
✋Jari manis : When
✋Jari kelingking : Who
👐Kedua telapak tangan di buka : Why
👏Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik
_Apa itu berpikir skeptik ?_
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
*Semangat Belajar Yang berbeda*
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
🍀Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
🍀Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).
Yang harus dipahami,
*_Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita_*
Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?
• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan
*_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_*
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.
🚫 *_Sebaliknya jangan meratakan lembah_*
yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).
Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.
Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.
Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.
Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3⃣Mengetahui passionnya
Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.
*_Good is not enough anymore we have to be different_*
Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).
Peran kita sebagai orang tua :
👨👩👧👧Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.
👨👩👧👧Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.
kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
👨👩👧👧sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Cara mengetahui passion anak adalah :
1⃣ _Observation_ ( pengamatan)
2⃣ _engage_(terlibat)
3⃣ _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :
1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber bacaan :
_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_
_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_
----------------------------------------------------------------------------
*sesi tanya jawab*
1. Sukmawati - Bandarjaya
Pertanyaan :
Dimulai di usia berapakah seorng anak dapat kita ketahui minat bakatnya?
Anak saya usia 3 tahun terbiasa dengan istilah surga, neraka, dan Allah. jika ia berbuat baik, maka Allah bisa memberikannya mainan melalui ayah, ibu, neneknya, dll. jika ia berbuat tidak patut Allah bisa marah dan tdk mau memberikan mainan utknya. anak yg tdk baik bisa masuk neraka di sana ada api yg panas, anak baik nanti bisa masuk syurga dg banyak sekali mainan apapun yg diminta pasti ada. semalam ia bertanya," Allah itu di mana/mana Allah?" saya jawab: kita tdk bs melihat Allah, tapi Allah selalu melihat kita (intinya demikian). apakah jawaban tsb sudah benar atau haruskah kami perbaiki? Bagaimana jika suatu saat si Anak bertanya namun kita belum bisa menjawabnya?
Jawaban :
1.a. Pertama-tama yang kita harus pahami dulu adalah arti bakat itu sendiri.
Dalam Talents Mapping, bakat adalah sifat produktif, karakter dan kebiasaan. Yang pada akhirnya akan membawa pada peran. Jadi peran itu ada dibagian akhir. Bukan pertama. Tetapi sebuah peran dapat kita amati dan dapat membawa pada sebuah sifat produktif.
Sama dengan pengertian pada buku Fitrah Based Education, Bakat adalah personality yang produktif. Personality ini berkaitan dengan sifat bawaan unik yang ada pada masing2 individu.
Jadi jika kita mau memakai 2 hal tsb sebagai acuan, maka bakat sudah dapat terlihat dari usia sangat dini yaitu 0-7 th, biasanya puncaknya ada di usia 10 tahun.
Misal seorang bayi atau balita pun sudah dapat kita lihat sifat2 dan ciri2 khususnya. Misal ada balita yang sangat suka tampil, tidak malu tampil didepan umum. Bisa jadi memiliki sifat significance dalam istilah TM. Kemudian ada balita yang teguh pendirian, tidak mudah dibujuk, maka anak ini bisa jadi memiliki sifat commander.
Disinilah diperlukan dibuatnya jurnal, portofolio, dan buku orang tua. Untuk terus memantau perkembangan sifat2nya itu. Aktivitas yang dia sukai akan sangat membantu kita untuk memantau hal hal tersebut. Selain itu kegiatan tour de talents juga dapat membantu kita untuk mengenali bakat.
Untuk tambahan mengenali bakat, berikut ini saya ambil dr tulisan ustadz Harry Santosa di buku Fitrah Based Education. Cara mengenali bakat cirinya aktivitas itu dinanti-nanti kedatangannya, ditunggu tunggu dengan suka cita dan tidak sabar. Maka jika anak kita mengalaminya, catatlah saat itu juga, jangan ditunda. Fasilitasi anak kita dengan beragam aktivitas, jangan terkungkung dengan dunia otak kiri dan teknis akademi semata. Perbanyak aktivitas produktif yg menjadi minat dan keinginannya.
(sumber : kulwap Talent Mapping HEbAT Kaltim kaltara dan buku FBE)
1.b. mbak sukma, usia 0-7 tahun adalah golden age bagi fitrah keimanan, krn secara fitrah perkembangan pd saat usia ini anak berada pada masa dimana imajinasi dan abstraksi berada pada puncaknya, alam bawah sadar masih terbuka lebar shg imaji imaji tentang Allah, Rasulullah, ttg kebajikan dan ciptaanNYA akan mudah dibangkitkan. Untuk itu pd usia ini pendekatan fitrah iman adalah dgn imaji positif ttg Allah, ttg Rasulullah, agama, ibadah dsb.
Berikut ini kutipan artikel di buku Fitrah Based Education yg diambil dr What Age Do I Teach My Child Quran? Nouman Ali Khan.
“Anak-anak berada pada fitrah mereka. Anda tahu apa maksudnya? Saat ini mereka tidak bertanggungjwab atas kesalahan mereka. Mengapa anda ingin buat mereka takut pada Allah di saat mereka tak perlu takut kepada Allah? Takut kepada Allah diperlukan bagi mereka yang bertanggung jawab atas amal perbuatan mereka. Ya atau tidak?. Sekarang ini adalaj waktu untukmenunjukkan pada mereka cinta, ampunan, rasa sayang dan karunia Allah SWT.” (makjleb juga ini buat saya).
Jadi apabila berdasarkan penjelasan di atas, untuk usia di bawah 10 tahun, apa yang dilakukan mbak sukma sebaiknya dilakukan imaji positif saja, agar tumbuh kecintaan kepada Allah SWT.
Referensi : buku FBE
1.c.Apabila ada pertanyaan yg belum tahu jawabannya, biasanya saya bilang “maaf ibu belum tahu, nanti kita cari tahu sama-sama ya”. Kemudian selanjutnya saya ajak anak untuk bertanya ke orang yang lebih tahu misal bapaknya, atau sama-sama mencari di buku/google.
Hal seperti ini bagus juga untuk mengasah dan mengembangkan rasa ingin tahunya, istilah bu septi intelectual curiosity.
2. Echi - bandar lampung
Pertanyaan :
anak saya yg sulung laki2,usia 4th 3 bln
kalau ditanya nanti besarnya mau jadi apa,selalu bilang mau jadi pemadam kebakaran. ditanya kenapa,dia bilang mau bantu org2 yang kena bakar api supaya bisa selamat. sudah skitar 6bulanan ini kalau ditanya jawabannya tidak berubah. kadang ditambah sih,mau jadi polisi juga,mau jadi dokter juga..gitu2. tapi yg pokok pemadam kebakaran nya selalu disebut. ternyata karena dia suka dengan game kebakaran di hp. yg mau saya tanyakan,apakah memang ketertarikan anak saya disitu? karena sumbernya adalah game,ada perasaan tidak yakin bahwa itu adalah minat anak saya. kalau memang benar,itu mungkin minat dan bakat anak saya,aktivitas apa yg menunjang minat nya tsb selain saya sediakan mainan?
untuk anak2 yg belum bisa bicara,bagaimana pengamatan kelebihan nya?
terimakasih ☺
Jawaban :
2.a. Seperti yg saya sampaikan pd jawaban no.1, usia 0-7 th adalah usia anak2 mengenali bakatnya, jadi masih bisa berubah-rubah. Untuk saat ini baiknya difasilitasi saja mbak, krn dia sedang dalam tahap kaya wawasan, kita gali juga intellectual curiositynya, coba dibacakan buku-buku tentang pemadam kebakaran, melihat cerita2 positif atau heroik tentang pemadam kebakaran dsb. Bisa juga dikenalkan profesi lain melalui membacakan buku ttg profesi lain. Sepertinya anak mbak echi suka menolong jadi dia ingin tahu profesi2 yg berkaitan dgn menolong/melayani.
2.b. Mengamati fitrah bakat tidak selalu melihat kelebihannya, namun juga karakteristik sifat lainnya. Untuk usia yang belum bicara kita bisa melihat dari milestone tumbuh kembangnya mbak. Apakah tahapan2 perkembangan motorik, sensorik dsb sudah sesuai tahapan, tahapan yg menonjol/cepat dikuasai, tahapan mana yg butuh waktu lebih dsb.
Di materi #4 kmrn sdh diberikan mbak indarwati checklist perkembangan anak per usia dr 0-6 th.
Berikut ini linknya mbak http://rumahinspirasi.com/checklist-indikator-perkembangan-anak-usia-1-2-tahun-diknas/
3. nama: karolina ranti
kota : bandar lampung
Pertanyaan :
bisa dijelaskan bagaimana peran sebagai pemandu utk anak usia 0-8 tahun?
terima kasih
Jawaban :
3. Yang dimaksud pemandu adalah Orangtua bertugas memandu anak untuk menyadari fitrah bakatnya. Intinya pada usia ini orang tua bertugas membangkitkan kesadaran bakat lewat beragam aktifitas dan wawasan, serta mendokumentasikan aktifitas.
Seperti yang dituliskan ibu septi pada materi #5 ini, caranya dengan observasi ( pengamatan), engage (terlibat) serta watch and listen (lihat dan dengarkan suara anak). Salah satu contohnya dengan bermain bersama anak. Contoh lagi yaitu dengan mengajak anak untuk melihat keanekaragaman bakat/profesi yang ada di muka bumi ini, agar mereka kaya wawasan, sehingga kaya akan mimpinya untuk masa depan.
4. Heni Puspita - Bandar Lampung
Pertanyaan :
1. Apa contoh real peran orangtua sebagai pemandu?
2. Sy lihat ada anak tmn yg dibolehkan main game & menonton video dgn syarat & batasan waktu dan mrk bs belajar memasak, membuat science project, dsb. Sy tdk anti gadget/tontonan asal tdk berlebihan n ada manfaatnya. Di sisi lain ada yg seolah memandang remeh ortu yg memperbolehkan anaknya bergadgetria/menonton meski tdk berlebihan. Bagaimana menyikapinya krn jaman skrg ini eranya smartphone + internet?
Jawaban :
4.a. Jawaban sama dengan jawaban no.3a ya mbak heni.
4.b. Kalo berdasarkan pengalaman saya pribadi, informasi digital bisa menjadi salah satu sumber ilmu dan inspirasi bagi kita dan bagi anak juga. Ada berbagai situs bermanfaat yang berisi tentang ide permainan, tutorial bermanfaat dsb. Namun kita juga harus punya strategi untuk menghindari unsur-unsur negative yang muncul dengan cara mendampingi anak tsb dalam mencari informasi digital, diberikan waktu yg disepakati dll. Saya termasuk yang banyak menggunakan informasi digital dalam menambah ilmu2 berkaitan passion saya. Anak saya juga jadi berkembang kemampuan membangunnya setelah mendapatkan inspirasi mendesain dan membangun lego setela melihat beberapa tutorial pembuatan lego.✅
5. Fivin Arfina Sury - Bandar Lampung
Pertanyaan :
1. Sejak usia berapakah bakat/hobby anak itu sudah bisa kita "baca" sebagai orangtuanya?
2. Si Abang, anak pertama (usia 6 tahun) hobby nya menggambar dan mewarnai sekitar 2 tahun belakangan ini, apakah itu sudah bisa kita sebut bahwa bakat anak saya tersebut yaitu menggambar dan mewarnai? Sedangkan adiknya (usia 3,5 tahun) itu adalah pengCopy ulung, dia selalu meniru apapun yang dilakukan abangnya, sehingga saya terkadang sulit menentukan apa hobby anak yg kedua ini. Bagaimana cara mengetahui/membaca hobby anak kedua saya ini?)
Terimakasih🙏🏻😘
Jawaban :
5.a. Sama seperti pada jawaban no.1.a.
5.b. untuk abang kesukaan menggambarnya bisa kita terus amati, catat, dampingi dan fasilitasi. Aktivitas ini nantinya dapat disebut bakat apabila sudah mencapai 3E yaitu easy, enjoy dan excellent. Untuk anak yang kedua terus distimulasi dengan banyak kegiatan, apabila usia anak ke 2 ini masih dalam tahap perkembangan motoric, sensoric dsb. Tidak perlu terburu-buru untuk menentukannya terutama pada anak usia 0-7 tahun. Seperti yang dituliskan dalam materi #5 ini lakukan observasi ( pengamatan), engage (terlibat) serta watch and listen (lihat dan dengarkan suara anak). Mbak fivin juga bisa mengenalkan bermacam2 permainan lain/baru yg seru ke abang dan adek shg nanti pelan-pelan ketahuan permainan yg disukai adek✅
-----------------------------------------------------------------------------
Tanggapan dari peserta diskusi :
1. Terhadap pertanyaan nomer 1.
Mb wenny, bukankah menginformasikan kepada si anak adanya surga bagi anak yg baik, dan neraka bagi anak yang berkelakuan kurang baik itu sama dengan kita mengarahkan kepada si anak akan adanya konsekuensi dan reward ya mb? mohon maaf jika salah 😊
Jawaban :
Pemahaman saya begini mbak, utk usia yg masih 3 thn yaitu dlm rentang usia 0-7th dgn fitrah keimanan spt itu, ada banyak cara utk mengenalkan konsekuensi dan reward. Tp klo di IIP istilah yg sering digunakan adalah komitmen.
Apabila kita mengaitkan kebaikan dgn neraka yg scr imaji pasti menakutkan, maka yg tertanam pada pikiran anak bahwa hal2 yg menakutkan tsb.
Mohon maaf apabila kurang berkenan. Saya pun juga bukan ahlinya dalam hal ini. Saya jg sdg belajar mengenai fitrah keimanan ini.
2. Terhadap jawaban 4b.
Pratiwi Wahyuningsih : Kalau sy pribadi sering memperlihatkan ke anak sy yg berusia 2.5 thn mbak. Video tentang bentuk benda. Mengenal warna. Lagu bhs indo & inggris. Tp sy meniadakan tv.
Hayatunnisa : Kalau waktu seminar pak krisna ttg gadget itu mbak, menurut beliau karena ini memang eranya, anak boleh pakai dan menonton hanya manajemen waktunya kita buat kesepakatan. Banyak pertimbangannya, dari segi isi, waktu dan kesehatan juga.
3. Terhadap jawaban nomer 5.
Fivin Arvina : Jazaqillah mb @Wenny IIP Batch 3 atas jawabannya, jadi intinya kita sbg orangtua jgn terburu2 menentukan bakat si anak ya (usia 0-7 th), di amati sambil terus didampingi dan dikenalkan berbagai macam kegiatan, biar anak nanti yang menemukan sendiri bakat dan hobby nya. Bgtu ya mb😊
Wenny : Nanti usia 7-10 tahun, bisa jadi sdh kelihatan bbrp hal yg jd minat bakatnya, kita bisa kembangkan dgn memperkaya gagasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar