Jumat 02 juni 2017, hari ini saya mulai berlatih poin panduan komunikasi untuk anak. Ini adalah tantangan hari pertama. Hari ini saya akan memilih untuk berlatih Keep Information Short & Simple (KISS). Teori tentang KISS ini adalah menggunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.
✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya” ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain).
Ceritanya anak saya kevin avicenna islamay (3 tahun). Setiap habis minun susu, dot nya langsung dilempar dan dibuang. Hari ini saya mau latih si kevin kalimat perintah tunggal agar kevin taruh dot habis minumnya di tempat cucian piring.
Kevin : bunda, bikinin susu ?
Saya : iya nak ini bunda buatin. Bilang apa sudah bunda buatin susu?
Kevin : terimakasih. ( minum susu sampai habis). ( seperti biasa begitu habis di lempar)
Saya : nak, setelah minum susu, botol nya taruh di cucian piring yaa.
Kevin. : (diam saja, tdk melaksanakn perintah) tetep asik main sm mobilannya.
Bunda. : ayo nak bunda ajarin cara taruhnya.
Kevin. : ambil dot sambil jalan ke dapur terus taruh botol dotnya.
Bunda : yee, pintar anak bunda sudah bisa taruh botol dotnya di cucian piring sendiri.
Kevin : tersenyum
#level1
#day1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Kamis, 01 Juni 2017
RESUME MATERI BUNSAY 1
https://docs.google.com/document/d/18ReEFECaYBz3N3pRo44FlE-4Gd0znifS6Hqb35Dxf3w/mobilebasic
https://docs.google.com/document/d/18ReEFECaYBz3N3pRo44FlE-4Gd0znifS6Hqb35Dxf3w/mobilebasic
https://docs.google.com/document/d/18ReEFECaYBz3N3pRo44FlE-4Gd0znifS6Hqb35Dxf3w/mobilebasic
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
Institut Ibu Profesional
Materi Kelas Bunda Sayang sesi #1
KOMUNIKASI PRODUKTIF
Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif, agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan, baik kepada diri sendiri, kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.
KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI
Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.
Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.
Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir
Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.
Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda
Kata masalah gantilah dengan tantangan
Kata Susah gantilah dengan Menarik
Kata Aku tidak tahu gantilah Ayo kita cari tahu
Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.
Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.
Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya
Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.
Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.
KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN
Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.
Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.
Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) yang berbeda dengan kita.
FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.
FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.
FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.
Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.
Komunikasi dilakukan untuk MEMBAGIKAN yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.
Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA
Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu, pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.
Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi MEMAKSAKAN pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.
Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi
Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.
Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.
Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.
Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.
Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.
Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:
1. Kaidah 2C: Clear and Clarify
Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.
Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.
2. Choose the Right Time
Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.
3. Kaidah 7-38-55
Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.
Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).
Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?
Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.
4. Intensity of Eye Contact
Pepatah mengatakan mata adalah jendela hati
Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.
5. Kaidah: I'm responsible for my communication results
Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.
Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.
Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.
KOMUNIKASI DENGAN ANAK
Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.
Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy
Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.
Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.
Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.
Bagaimana Caranya ?
a. Keep Information Short & Simple (KISS)
Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.
✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya” ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)
b. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah
Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh
⛔Kalimat tidak produktif:
“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)
✅Kalimat Produktif :
“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)
Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.
c. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”
✅Kalimat produktif :
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”
d. Fokus ke depan, bukan masa lalu
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”
✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”
e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”
Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul , maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.
f. Fokus pada solusi bukan pada masalah
⛔Kalimat tidak produktif :
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”
✅Kalimat produktif:
“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.
g. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan
Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.
⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:
“Waah anak hebat, keren banget sih”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”
✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”
“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”
h. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman
⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”
✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.
I. Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi
⛔Kalimat tidak produktif :
“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?
✅Kalimat produktif :
“ Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya bahagia sekali di sekolah, boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”
j. Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati
⛔Kalimat tidak produktif :
"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"
✅kalimat produktif :
kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?
k. Ganti perintah dengan pilihan
⛔kalimat tidak produktif :
“ Mandi sekarang ya kak!”
✅Kalimat produktif :
“Kak 30 menit lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi, baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat
Salam Ibu Profesional,
/Tim Bunda Sayang IIP/
Sumber bacaan:
Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000
Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015
Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 201 4
Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
https://docs.google.com/document/d/18ReEFECaYBz3N3pRo44FlE-4Gd0znifS6Hqb35Dxf3w/mobilebasic
https://docs.google.com/document/d/18ReEFECaYBz3N3pRo44FlE-4Gd0znifS6Hqb35Dxf3w/mobilebasic
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
Institut Ibu Profesional
Materi Kelas Bunda Sayang sesi #1
KOMUNIKASI PRODUKTIF
Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif, agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan, baik kepada diri sendiri, kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.
KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI
Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.
Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.
Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir
Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.
Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda
Kata masalah gantilah dengan tantangan
Kata Susah gantilah dengan Menarik
Kata Aku tidak tahu gantilah Ayo kita cari tahu
Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.
Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.
Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya
Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.
Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.
KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN
Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.
Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.
Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) yang berbeda dengan kita.
FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.
FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.
FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.
Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.
Komunikasi dilakukan untuk MEMBAGIKAN yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.
Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA
Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu, pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.
Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi MEMAKSAKAN pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.
Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi
Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.
Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.
Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.
Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.
Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.
Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:
1. Kaidah 2C: Clear and Clarify
Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.
Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.
2. Choose the Right Time
Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.
3. Kaidah 7-38-55
Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.
Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).
Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?
Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.
4. Intensity of Eye Contact
Pepatah mengatakan mata adalah jendela hati
Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.
5. Kaidah: I'm responsible for my communication results
Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.
Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.
Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.
KOMUNIKASI DENGAN ANAK
Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.
Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy
Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.
Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.
Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.
Bagaimana Caranya ?
a. Keep Information Short & Simple (KISS)
Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.
✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya” ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)
b. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah
Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh
⛔Kalimat tidak produktif:
“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)
✅Kalimat Produktif :
“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)
Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.
c. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”
✅Kalimat produktif :
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”
d. Fokus ke depan, bukan masa lalu
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”
✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”
e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”
Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul , maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.
f. Fokus pada solusi bukan pada masalah
⛔Kalimat tidak produktif :
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”
✅Kalimat produktif:
“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.
g. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan
Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.
⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:
“Waah anak hebat, keren banget sih”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”
✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”
“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”
h. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman
⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”
✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.
I. Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi
⛔Kalimat tidak produktif :
“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?
✅Kalimat produktif :
“ Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya bahagia sekali di sekolah, boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”
j. Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati
⛔Kalimat tidak produktif :
"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"
✅kalimat produktif :
kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?
k. Ganti perintah dengan pilihan
⛔kalimat tidak produktif :
“ Mandi sekarang ya kak!”
✅Kalimat produktif :
“Kak 30 menit lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi, baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat
Salam Ibu Profesional,
/Tim Bunda Sayang IIP/
Sumber bacaan:
Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000
Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015
Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 201 4
Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
Minggu, 19 Maret 2017
MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS
Nice HomeWork #8
MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS
Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :
a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)
Menulis blog
b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
saya ingin menjadi womenpreneur,pedagang/ berjualan baju bayi dan anak-anak
2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
saya ingin melakukan socialpreneur dengan mengumpulkan baju balita bekas untuk di sumbangkan kepada yg membutuhkan.
Saya ingin keuntungan yg saya dapat dari berjualan sebesar 4% saya sumbangkan ke anak - anak yang membutuhkan.
3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
saya ingin memiliki beberapa toko perlengkapan bayi/ babyshop
c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
- saya ingin menjadi seorang ibu yg profesional, yang mampu merawat keluarga dengan baik, dan berbagi ilmu parenting dengan keluarga lain di kehidupan saya ini. Saya ingin menjadi socialwomenprenuer yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan masyarakat.
2. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
- memperbanyak jam terbang untuk menjadi ibu profesional
- memperbanyak jam terbang ilmu ttg parenting.
- memperbanyak jam terbang di bidang online dan offline shop.
- memperbanyak jam terbang di bidang kebutuhan dan perlengkapan ibu, bayi dan balita
-
3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)
- bergabung dengan institut ibu profesional untuk belajar dengan para pendidik yang telah memiliki jam terbang lebih banyak.
- bergabung dengan komunitas2 parenting
- memiliki sebuah toko online
- mengelola toko offline di rumah
Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulsi IIP/
MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS
Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :
a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)
Menulis blog
b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
saya ingin menjadi womenpreneur,pedagang/ berjualan baju bayi dan anak-anak
2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
saya ingin melakukan socialpreneur dengan mengumpulkan baju balita bekas untuk di sumbangkan kepada yg membutuhkan.
Saya ingin keuntungan yg saya dapat dari berjualan sebesar 4% saya sumbangkan ke anak - anak yang membutuhkan.
3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
saya ingin memiliki beberapa toko perlengkapan bayi/ babyshop
c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
- saya ingin menjadi seorang ibu yg profesional, yang mampu merawat keluarga dengan baik, dan berbagi ilmu parenting dengan keluarga lain di kehidupan saya ini. Saya ingin menjadi socialwomenprenuer yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan masyarakat.
2. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
- memperbanyak jam terbang untuk menjadi ibu profesional
- memperbanyak jam terbang ilmu ttg parenting.
- memperbanyak jam terbang di bidang online dan offline shop.
- memperbanyak jam terbang di bidang kebutuhan dan perlengkapan ibu, bayi dan balita
-
3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)
- bergabung dengan institut ibu profesional untuk belajar dengan para pendidik yang telah memiliki jam terbang lebih banyak.
- bergabung dengan komunitas2 parenting
- memiliki sebuah toko online
- mengelola toko offline di rumah
Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulsi IIP/
Sabtu, 04 Maret 2017
Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah Resume Diskusi Materi 4
🌸 RESUME DISKUSI REVIEW MATERI Ke 4
Bismillah…..
Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional Lampung Batch #3
Selasa, 14 Februari 2017.
Fasilitator : Indarwati
Ketua Kelas/Moderator : Etika Indah Febriyani
Korming 4/Notulen : Upi Fitriyanti
PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4
💮💮💮MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH💮💮💮
Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*
Apakah mudah? TIDAK. Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.
Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.
Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.
“ *Just DO It*”,
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.
Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_, bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.
Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu
💮💮💮PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH💮💮💮
Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:
a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.
b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.
d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.
e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.
Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition”
Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.
Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber bacaan :
_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_
_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2017_
SESI TANYA JAWAB
♳Ita Susanti_Bandar Lampung
Saya working mom dengan 3 anak (6y,3y,9m). Sy jg tdk pnya pembantu. Hanya ada ibu saya yang menjaga anak2 ketika sy n suami bekerja. Pekerjaan rmh sy n suami yg melakukan.bagaimana saya bs membuat program khas utk masing2 anak dengan keterbatasan waktu yang sy miliki dg mrka? Sepulang krja sy lgsg main dg mrka tp hnya bermain yang tdk diprogram. Malah trkadang anak2 saya sibuk bermain sepeda atau sepatu roda dengan temannya.mohon sarannya agar saya bisa membuat ragam kegiatan yang menarik dan mendidik untuk anak saya.
Jawab
💓mba ita,karena waktu utk membersamai anak2 mba ita terbatas maka ada beberapa hal yg perlu dilakukan mba ita sebagai ibu:
💓Melibatkan serta melatih orang lain(dlm hal ini ibu mba ita) dalam hal pengasuhan anak agar bisa menjadi pendamping yg baik bagi anak kita ketika tidak bersama kita
💓Membuatkan program khas yg sesuai dengan tahap perkembangan anak2 kita utk waktu beberapa bln kedepan
💓Mendelegasikan pelaksanaan beberapa program buat anak2 yg bisa didampingi ibu atau asisten RT dengan pentunjuk dari kita ketika kita bekerja
(Misal:bunda sudah buatkan playdough buat kakak dan adik nt kalian buat sesuatu bersama nenek atau si mbak nanti plg kerja bunda liat hasilnya ya)
💓optimalkan waktu weekand utk bisa membersamai anak2 dengan membuat program aktivitas bersama (bisa cooking, berkebun, berenang dll)
Tambahan pertanyaan dari Fitri Yuliastuti
Program yg khas untuk anak usia 5thn itu apa ya?
Jawab
Menambahkan ya mbak in, untuk ide2 permainan sesuai usia, saya sering mencari melalui pinterest, buku2 ide permainan anak spt 365 kreasi seru, ada juga di website http://indonesiamontessori.com/category/activities-for-3-years-or-older/
♴Reni ummu ghoza-bandarlampung
sebenernya hampir semua point ingin saya tanyakan😊
Tapi saya tanya poin g. Tentang mendidik anak sealamiah mungkin, saya masih meraba raba bagaiman caranya? Bisa dengan contohnya yg seperti apa.
Jawab:
💓Semua riset tentang pendidikan menunjukkan semakin terobsesi mengendalikan,bernafsu utk mengintervensi, besikukuh mendominasi dsb hanya akan membuat proses pendidikan tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak kita rusak"
💓Artinya bahwa mendidik anak sealamiah mungkin disini kita tidak terlalu mendominasi,tdk berlebihan dalam proses pendidikannya, biarkan proses fitrah si anak berjalan.
Contohnya:ketika memilih sekolah, libatkan anak sesuai dengan ketertarikannya dan kenyamanan fitrahnya
♵Fitri yuliastuti-Mesuji Lampung
Yang ingin saya tanyakan :
1. Bagaimana memahami fitrah anak yg dibawa sejak lahir?
2. Apa indikator anak bergairah belajar, bernalar Dan cinta buku?
3. Apa Yang disebut mendidik anak secara alamiah?
Jawab
💓Memahami fitrah anak pada tahapan usianya bisa dilakukan dengan cara:
Pada anak usia 2-7 thn ajaklah anak utk "tour de talents" mengenal sebanyak-banyaknya aktivitas di muka bumi ini
Pada usia 7-10thn, anak2 mulai mencoba satu persatu dan boleh berganti-ganti
Pada usia 10-14thn latih anak utk selesai akan pilihannya,jgn cepat2 ganti,boleh ganti setelah tahapannya selesai.
Pada usia 14 thn keatas,anak sudah mulai menentukan apa yg ingin dipelajarinya dengan fokus
💓indikator anak bergairah belajar,bernalar dan cinta buku
-Rasa ingin tau terhadap sesuatu yg besar(penasaran)
-ketertarikannya terhadap buku tinggi (sampai pada ingin tau isinya)
💓mendidik secara alamiah bisa liat jawaban diatas ya
Sumber:diskusi matrikulasi bacth#2 kordi
♶Eka Ediawati
Bagaimana cara kita sebagai ibu mendidik dengan membangkitkan fitrah anak.?
Jawab
💓jawabannya ada di point ke-2 pertanyaan sebelumnya
♷Heni Puspita - Bandar Lampung
1. Insyaa Allah setiap hari saya selalu meluangkan waktu untuk menemani anak. Dulu saat merantau & terpisah dari orangtua, anak saya mau dan bisa bermain sendiri pada saat2 ibunya memang harus mengerjakan pekerjaan rumah. Tapi karena di sini ada keluarga lain yang ingin anak selalu diawasi kalau bermain, sekarang ia jarang mau main sendiri, saya benar2 harus ikut main dan memperhatikan, sementara kadang ada pekerjaan yg memang harus dilakukan seperti menyapu lantai (misal krn ada semut/serangga lain), atau saat harus mengurus adik bayinya. Bagaimana ya supaya ia mau lebih mandiri dan tidak harus terus menerus ditemani?
2. Saat saya sdg tidak bisa menemani anak main, karena tidak mau anak saya rewel/lari2/lompat2/main di halaman, ia disetelkan TV oleh anggota klrg lain. Yang disetel memang hanya program semacam BabyTV. Tapi anak jd 'memanfaatkan' hal itu, jadi rewel supaya bisa nonton TV dan jadi berkurang antusiasnya kalau diajak main di halaman & diajak belajar sambil bermain. Bagaimana ya solusinya?
3. Ada banyak perbedaan gaya asuh & mendidik anak antara saya-suami & anggota keluarga lain. Bbrp bulan lagi kebetulan kami akan pindah rumah terpisah dari keluarga. Salah tidak ya jika salah satu alasan memutuskan pindah adalah supaya anak tidak bingung dengan pola asuh yg berbeda2? Di satu sisi ingin lebih mandiri & tidak merepotkan, juga supaya tidak terjadi konflik akibat pengasuhan anak. Di sisi lain ada rasa bersalah meski kami pindah tidak jauh dari rmh keluarga.
Jawab
💓mba heny, seiring bertambahnya usia anak akan mencopy apa yg dilakukan orang sekitarnya. Bisa jadi ketidakmandiriannya karena perilaku anggota keluarga didlm rumah.Sebaiknya komunikasikan dengan suami, silakan dipilih yg lebih rasional,apakah kita yg melatih mereka (dalam hal ini anggota keluarga dirmh) utk mengubah perilakunya atau justru kita yg hrs berpindah jauh dari sisi geografis sehingga anak tdk mudah terpengaruh
💓Kita yg harus tegas dan berani, menjelaskan bahwa itu bukan solusi buat anak kita, bila perlu carikan aktivitas yg bisa mengalihkan perhatian ke TVnya, butuh perjuangan berat memang ketika banyak orang dewasa didlm rumah yg memberikan perlakuan yg berbeda2 pada anak kita.
💓Komunikasikan dengan baik, tetap jaga hubungan silaturahmi, klu pilihan itu dirasa paling tepat jgn ragu2 mba jalani saja
♸riantika-bandar lampung
1.seperti apakah konkrit nya yg dimaksud bentuk fitrah illahiyah,fitrah belajar,fitrah bakat,fitrah perkembangan dan fitrah seksualitas itu?
2.lalu bagaimana langkah konkrit atau contoh konkrit nya mendidik anak dengan fitrah?
Terimakasih untuk jawabannya
Wassalamualaikum wr wb
Jawab
💓Fitrah Illahiyah/Fitrah Iman : bahwa seorang anak lahir sdh membawa fitrah ini. Buktinya apa? Dahulu kala, sebelum kita lahir, kita telah membuat perjanjian dan bersaksi pada Sang Pencipta. Maka, dengan proses penumbuhan iman yang tepat, seorang anak akan dengan mudah cinta pada Rabbnya. Disinilah pentingnya menumbuhkan "cinta sebelum iman".
💓Fitrah Belajar : bahwa setiap manusia lahir adalah seorang pembelajar yang tangguh. Buktinya, tidak pernah ditemukan bayi yang belajar berjalan dan jatuh, lalu bayi tsb berhenti tidak mau belajar berdiri lagi. Maka, salah satu contoh menumbuhkan fitrah ini adalah dg "menemukan gaya belajar" anak.
💓Fitrah Bakat : bahwa setiap manusia lahir sepaket dengan bakat unik yang dititipkan bersamanya. Nantinya keunikannya itu akan menjadikannya memiliki peran spesifik di muka bumi.
💓Fitrah Perkembangan : bahwa setiap bayi sampai aqil baligh akan melewati tahap-tahap perkembangan yang harus diikuti. Dalam hal ini tidak berlaku kaidah lebih cepat lebih baik. Dan karena setiap individu itu unik, maka jangan pernah bandingkan perkembangan seorang anak dg anak orang lain. Bandingkanlah setiap perkembangan dlm hidupnya dengan dirinya sendiri di masa lalu.
💓Fitrah Seksualitas : bahwa sudah jelas manusia lahir dengan gendernya masing2. Maka, tumbuhkan fitrah ini dengan jelas pada anak agar tidak terjadi penyimpangan seksualitas. Jelaskan bahwa dia seorang laki atau perempuan. Contoh : anak perempuan akan memahami fitrahnya sebagai ibu dan anak laki akan memahami fitrahnya sebagai bapak/imam keluarga. Biasanya, untuk fitrah seksualitas, di saat usia anak 10-14 th, anak perempuan didekatkan ke ayahnya, dan anak laki ke ibunya. Agar kebutuhan psikis untuk dekat dengan lawan jenis terpenuhi di diri orangtuanya. Sehingga hal ini membuat anak tidak lagi ingin pacaran di usia remajanya.
💓contoh konkritnya, ya tahapan mendidik dengan fitrahnya dijalankan ke anak, seperti sudah dijelaskan diatas sesuai tahap usianya
sumbernya dari buku Fitrah Based Education,ustadz Harry Santosa
Pertanyaan Tambahan
✏ Pratiwi Wahyuningsih
Mb iin & mb wenny bagaimana mengembangkan 8 kecerdasan majemuk anak tanpa interferensi & dominasi. Sehingga tdk bertentangan dgn fitrah anak sndri
Jawab
💓Mba,kita orang tua hanya menstimulasi, memfasilitasi, bukan memaksakan, jgn khawatir semua itu akan muncul, pandailah kita berkomunikasi ke anak, jgn buat anak terbebani dgn obsesi2 kita, nt justru fitrahnya jadi rusak dan penuh keterpaksaan
💓Kita sebagai orang tua suka khawatir anak kita gak kayak anak orang lain padahal anak kita beda sama anak orang lain, ingat setiap anak adalah unik
💓Dulu suami saya juga begitu, khawatir anaknya gak bisa begini, gak bisa begitu, padahal anaknya punya kelebihan sendiri dan itu suka tidak dilihat, klu saya bilangnya, beda anak ya beda bakatnya dong say...😬
✏ Anies
Mb in, bagaimana menyuburkan fitrah iman di hati anak2 kita sedangkan sebagai ortu kami masih terbata2 memahaminya?
Jawab
💓Mulai dari kita sebagai orang tua, iman kita dulu dibenahi, jadilah teladan dlm rumah kita utk menyuburkan fitrah imannya, seperti mengajak sholat dll, klu kita sudah baik, inshaa Allah dimudahkan ke anak2 kitanya
✏ Wulan Damayanti
Mba wen, mb in.. saya sdg menargetkan anak 3,5th untuk bisa hijaiyyah sebulan ato 2bln ini, belajar dg bermain, apakah dg target tsb berarti memaksakan, merusak fitrah??
Jawab
💓Mba Iin :Boleh gak salah, karena ada fitrah belajar dalam diri anak, yg penting tidak dipaksakan, dibuat jadi obsesi emaknya nt, giliran target gak tercapai anak stress anak juga stress, stimulannya yg harus menyenangkan
✏ Wulan Damayanti
Nah mb wen, kalau masih brubah² gimana ya mencermatinya. Saya sering main2 ala IMC gitu tapi masih blm jeli mencermati potensinya..anak saya itu tapi bisa lamaaa dan ga bosen2 dg lego atau yg dia bisa nguprek2 bikin2 dr imajinasinya. Kira2 kemana itu arahnya ya mb?
Jawab
💓Mba Iin : Klu msh usia 2-7 thn kenalkan dulu banyak hal padanya, tour de talens, bisa jadi krn baru lego aja yg dikenalkan, jd blm tertarik yg lain, klu msh usia segitu memang msh berubah2 mba, istilahnya msh galau😬
💓Mba Wenny : Gapapa mbak...usia 0-7th mmg usia utk anak memperkaya wawasan, utk itu kita gali rasa ingjn tahunya. Klo anak mbak wulan masih berubah2 berarti dia sedang mengisi rasa ingin tahunya, kita temani dan fasilitasi saja mbak dan ditumbuhkan terus rasa ingin tahu tsb.
💓Klo dari cerita mbak diatas, berarti mbak wulan sdh mencermati potensi/sifat uniknya yaitu suka dengan hal-hal yg berhubungan dengan membangun, suka merancang. Tinggal dituliskan/didokumentasikan saja mbak, spt catatan di buku catatan tumbuh kembang posyandu. Atau kalo saya, saya foto dan buat folder sendiri.
Misal usia 3 th anak saya suka tantrum, anak.saya suka main lego. Dicatat terus sifat2, kegiatan2 yg disuka, nanti akan ketemu polanya. Catatan2 ini yg membantu kita menemukan potensinya.
💓Mba Wenny: Menambahkan ya mbak in, utk itu salah satu tugas kita adalah mencermati potensi2 bakat yg dimiliki, perlu juga mendokumentasikan bakat/sifat unik mulai 0-7th. Selain itu perlu juga Mengenalkan dan mencoba beragam kegiatan dan profesi, sehingga nanti kita bisa menelusuri bakat dan kecerdasannya yg dominan dimana, kemudian bisa kita kembangkan.
✏ Fitri Yuliastuti
Mendokumentasikannya baiknya brp hari sekali mb? Atau pas sifatnya keluar??Tour de talents itu sesuai dg mainan yg kt miliki atau ada panduannya mb? Supaya tau apa sj yg bagus to menstimulusnya
Jawab
💓Mba Iin : Referensi aktifitasnya di variasi. Itu diatas ceklist perkembangan anak 0-7 thn, mudah2 bermanfaat ya. Tiap hari boleh mba, pasti tiap hari ada yg menarik dari si anak, asal emaknya konsisten aja, klu saya msh nomen aja mba, maklum anak udh 4 klu tiap hari emaknya ntar gak masak2😅
💓Mba Wenny: Iya sama kaya mbak in, gak ada aturan berapa hari sekali, yaa sesuai kemampuan ibu masing2. Intinya kita punya catatan dlm perkembangan tiap tahun anak kita, ada catatan2 ttg tumbuh kembangnya.
PENUTUP
Setiap anak tidak ada yg salah dititipkan Allah dalam rahim ibunya, Allah sudah menitipkannya dalam rahim kita satu paket dengan kemampuan mendidiknya, jadi jgn pernah takut utk memulai, utk trus belajar dan berjalan demi anak2 kita karena hanya ibunya yg mampu bukan ibu orang lain
《《《《《《《●●●●●●●●●》》》》》》
Bismillah…..
Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional Lampung Batch #3
Selasa, 14 Februari 2017.
Fasilitator : Indarwati
Ketua Kelas/Moderator : Etika Indah Febriyani
Korming 4/Notulen : Upi Fitriyanti
PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4
💮💮💮MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH💮💮💮
Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*
Apakah mudah? TIDAK. Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.
Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.
Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.
“ *Just DO It*”,
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.
Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_, bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.
Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu
💮💮💮PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH💮💮💮
Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:
a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.
b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.
d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.
e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.
Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition”
Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.
Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber bacaan :
_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_
_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2017_
SESI TANYA JAWAB
♳Ita Susanti_Bandar Lampung
Saya working mom dengan 3 anak (6y,3y,9m). Sy jg tdk pnya pembantu. Hanya ada ibu saya yang menjaga anak2 ketika sy n suami bekerja. Pekerjaan rmh sy n suami yg melakukan.bagaimana saya bs membuat program khas utk masing2 anak dengan keterbatasan waktu yang sy miliki dg mrka? Sepulang krja sy lgsg main dg mrka tp hnya bermain yang tdk diprogram. Malah trkadang anak2 saya sibuk bermain sepeda atau sepatu roda dengan temannya.mohon sarannya agar saya bisa membuat ragam kegiatan yang menarik dan mendidik untuk anak saya.
Jawab
💓mba ita,karena waktu utk membersamai anak2 mba ita terbatas maka ada beberapa hal yg perlu dilakukan mba ita sebagai ibu:
💓Melibatkan serta melatih orang lain(dlm hal ini ibu mba ita) dalam hal pengasuhan anak agar bisa menjadi pendamping yg baik bagi anak kita ketika tidak bersama kita
💓Membuatkan program khas yg sesuai dengan tahap perkembangan anak2 kita utk waktu beberapa bln kedepan
💓Mendelegasikan pelaksanaan beberapa program buat anak2 yg bisa didampingi ibu atau asisten RT dengan pentunjuk dari kita ketika kita bekerja
(Misal:bunda sudah buatkan playdough buat kakak dan adik nt kalian buat sesuatu bersama nenek atau si mbak nanti plg kerja bunda liat hasilnya ya)
💓optimalkan waktu weekand utk bisa membersamai anak2 dengan membuat program aktivitas bersama (bisa cooking, berkebun, berenang dll)
Tambahan pertanyaan dari Fitri Yuliastuti
Program yg khas untuk anak usia 5thn itu apa ya?
Jawab
Menambahkan ya mbak in, untuk ide2 permainan sesuai usia, saya sering mencari melalui pinterest, buku2 ide permainan anak spt 365 kreasi seru, ada juga di website http://indonesiamontessori.com/category/activities-for-3-years-or-older/
♴Reni ummu ghoza-bandarlampung
sebenernya hampir semua point ingin saya tanyakan😊
Tapi saya tanya poin g. Tentang mendidik anak sealamiah mungkin, saya masih meraba raba bagaiman caranya? Bisa dengan contohnya yg seperti apa.
Jawab:
💓Semua riset tentang pendidikan menunjukkan semakin terobsesi mengendalikan,bernafsu utk mengintervensi, besikukuh mendominasi dsb hanya akan membuat proses pendidikan tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak kita rusak"
💓Artinya bahwa mendidik anak sealamiah mungkin disini kita tidak terlalu mendominasi,tdk berlebihan dalam proses pendidikannya, biarkan proses fitrah si anak berjalan.
Contohnya:ketika memilih sekolah, libatkan anak sesuai dengan ketertarikannya dan kenyamanan fitrahnya
♵Fitri yuliastuti-Mesuji Lampung
Yang ingin saya tanyakan :
1. Bagaimana memahami fitrah anak yg dibawa sejak lahir?
2. Apa indikator anak bergairah belajar, bernalar Dan cinta buku?
3. Apa Yang disebut mendidik anak secara alamiah?
Jawab
💓Memahami fitrah anak pada tahapan usianya bisa dilakukan dengan cara:
Pada anak usia 2-7 thn ajaklah anak utk "tour de talents" mengenal sebanyak-banyaknya aktivitas di muka bumi ini
Pada usia 7-10thn, anak2 mulai mencoba satu persatu dan boleh berganti-ganti
Pada usia 10-14thn latih anak utk selesai akan pilihannya,jgn cepat2 ganti,boleh ganti setelah tahapannya selesai.
Pada usia 14 thn keatas,anak sudah mulai menentukan apa yg ingin dipelajarinya dengan fokus
💓indikator anak bergairah belajar,bernalar dan cinta buku
-Rasa ingin tau terhadap sesuatu yg besar(penasaran)
-ketertarikannya terhadap buku tinggi (sampai pada ingin tau isinya)
💓mendidik secara alamiah bisa liat jawaban diatas ya
Sumber:diskusi matrikulasi bacth#2 kordi
♶Eka Ediawati
Bagaimana cara kita sebagai ibu mendidik dengan membangkitkan fitrah anak.?
Jawab
💓jawabannya ada di point ke-2 pertanyaan sebelumnya
♷Heni Puspita - Bandar Lampung
1. Insyaa Allah setiap hari saya selalu meluangkan waktu untuk menemani anak. Dulu saat merantau & terpisah dari orangtua, anak saya mau dan bisa bermain sendiri pada saat2 ibunya memang harus mengerjakan pekerjaan rumah. Tapi karena di sini ada keluarga lain yang ingin anak selalu diawasi kalau bermain, sekarang ia jarang mau main sendiri, saya benar2 harus ikut main dan memperhatikan, sementara kadang ada pekerjaan yg memang harus dilakukan seperti menyapu lantai (misal krn ada semut/serangga lain), atau saat harus mengurus adik bayinya. Bagaimana ya supaya ia mau lebih mandiri dan tidak harus terus menerus ditemani?
2. Saat saya sdg tidak bisa menemani anak main, karena tidak mau anak saya rewel/lari2/lompat2/main di halaman, ia disetelkan TV oleh anggota klrg lain. Yang disetel memang hanya program semacam BabyTV. Tapi anak jd 'memanfaatkan' hal itu, jadi rewel supaya bisa nonton TV dan jadi berkurang antusiasnya kalau diajak main di halaman & diajak belajar sambil bermain. Bagaimana ya solusinya?
3. Ada banyak perbedaan gaya asuh & mendidik anak antara saya-suami & anggota keluarga lain. Bbrp bulan lagi kebetulan kami akan pindah rumah terpisah dari keluarga. Salah tidak ya jika salah satu alasan memutuskan pindah adalah supaya anak tidak bingung dengan pola asuh yg berbeda2? Di satu sisi ingin lebih mandiri & tidak merepotkan, juga supaya tidak terjadi konflik akibat pengasuhan anak. Di sisi lain ada rasa bersalah meski kami pindah tidak jauh dari rmh keluarga.
Jawab
💓mba heny, seiring bertambahnya usia anak akan mencopy apa yg dilakukan orang sekitarnya. Bisa jadi ketidakmandiriannya karena perilaku anggota keluarga didlm rumah.Sebaiknya komunikasikan dengan suami, silakan dipilih yg lebih rasional,apakah kita yg melatih mereka (dalam hal ini anggota keluarga dirmh) utk mengubah perilakunya atau justru kita yg hrs berpindah jauh dari sisi geografis sehingga anak tdk mudah terpengaruh
💓Kita yg harus tegas dan berani, menjelaskan bahwa itu bukan solusi buat anak kita, bila perlu carikan aktivitas yg bisa mengalihkan perhatian ke TVnya, butuh perjuangan berat memang ketika banyak orang dewasa didlm rumah yg memberikan perlakuan yg berbeda2 pada anak kita.
💓Komunikasikan dengan baik, tetap jaga hubungan silaturahmi, klu pilihan itu dirasa paling tepat jgn ragu2 mba jalani saja
♸riantika-bandar lampung
1.seperti apakah konkrit nya yg dimaksud bentuk fitrah illahiyah,fitrah belajar,fitrah bakat,fitrah perkembangan dan fitrah seksualitas itu?
2.lalu bagaimana langkah konkrit atau contoh konkrit nya mendidik anak dengan fitrah?
Terimakasih untuk jawabannya
Wassalamualaikum wr wb
Jawab
💓Fitrah Illahiyah/Fitrah Iman : bahwa seorang anak lahir sdh membawa fitrah ini. Buktinya apa? Dahulu kala, sebelum kita lahir, kita telah membuat perjanjian dan bersaksi pada Sang Pencipta. Maka, dengan proses penumbuhan iman yang tepat, seorang anak akan dengan mudah cinta pada Rabbnya. Disinilah pentingnya menumbuhkan "cinta sebelum iman".
💓Fitrah Belajar : bahwa setiap manusia lahir adalah seorang pembelajar yang tangguh. Buktinya, tidak pernah ditemukan bayi yang belajar berjalan dan jatuh, lalu bayi tsb berhenti tidak mau belajar berdiri lagi. Maka, salah satu contoh menumbuhkan fitrah ini adalah dg "menemukan gaya belajar" anak.
💓Fitrah Bakat : bahwa setiap manusia lahir sepaket dengan bakat unik yang dititipkan bersamanya. Nantinya keunikannya itu akan menjadikannya memiliki peran spesifik di muka bumi.
💓Fitrah Perkembangan : bahwa setiap bayi sampai aqil baligh akan melewati tahap-tahap perkembangan yang harus diikuti. Dalam hal ini tidak berlaku kaidah lebih cepat lebih baik. Dan karena setiap individu itu unik, maka jangan pernah bandingkan perkembangan seorang anak dg anak orang lain. Bandingkanlah setiap perkembangan dlm hidupnya dengan dirinya sendiri di masa lalu.
💓Fitrah Seksualitas : bahwa sudah jelas manusia lahir dengan gendernya masing2. Maka, tumbuhkan fitrah ini dengan jelas pada anak agar tidak terjadi penyimpangan seksualitas. Jelaskan bahwa dia seorang laki atau perempuan. Contoh : anak perempuan akan memahami fitrahnya sebagai ibu dan anak laki akan memahami fitrahnya sebagai bapak/imam keluarga. Biasanya, untuk fitrah seksualitas, di saat usia anak 10-14 th, anak perempuan didekatkan ke ayahnya, dan anak laki ke ibunya. Agar kebutuhan psikis untuk dekat dengan lawan jenis terpenuhi di diri orangtuanya. Sehingga hal ini membuat anak tidak lagi ingin pacaran di usia remajanya.
💓contoh konkritnya, ya tahapan mendidik dengan fitrahnya dijalankan ke anak, seperti sudah dijelaskan diatas sesuai tahap usianya
sumbernya dari buku Fitrah Based Education,ustadz Harry Santosa
Pertanyaan Tambahan
✏ Pratiwi Wahyuningsih
Mb iin & mb wenny bagaimana mengembangkan 8 kecerdasan majemuk anak tanpa interferensi & dominasi. Sehingga tdk bertentangan dgn fitrah anak sndri
Jawab
💓Mba,kita orang tua hanya menstimulasi, memfasilitasi, bukan memaksakan, jgn khawatir semua itu akan muncul, pandailah kita berkomunikasi ke anak, jgn buat anak terbebani dgn obsesi2 kita, nt justru fitrahnya jadi rusak dan penuh keterpaksaan
💓Kita sebagai orang tua suka khawatir anak kita gak kayak anak orang lain padahal anak kita beda sama anak orang lain, ingat setiap anak adalah unik
💓Dulu suami saya juga begitu, khawatir anaknya gak bisa begini, gak bisa begitu, padahal anaknya punya kelebihan sendiri dan itu suka tidak dilihat, klu saya bilangnya, beda anak ya beda bakatnya dong say...😬
✏ Anies
Mb in, bagaimana menyuburkan fitrah iman di hati anak2 kita sedangkan sebagai ortu kami masih terbata2 memahaminya?
Jawab
💓Mulai dari kita sebagai orang tua, iman kita dulu dibenahi, jadilah teladan dlm rumah kita utk menyuburkan fitrah imannya, seperti mengajak sholat dll, klu kita sudah baik, inshaa Allah dimudahkan ke anak2 kitanya
✏ Wulan Damayanti
Mba wen, mb in.. saya sdg menargetkan anak 3,5th untuk bisa hijaiyyah sebulan ato 2bln ini, belajar dg bermain, apakah dg target tsb berarti memaksakan, merusak fitrah??
Jawab
💓Mba Iin :Boleh gak salah, karena ada fitrah belajar dalam diri anak, yg penting tidak dipaksakan, dibuat jadi obsesi emaknya nt, giliran target gak tercapai anak stress anak juga stress, stimulannya yg harus menyenangkan
✏ Wulan Damayanti
Nah mb wen, kalau masih brubah² gimana ya mencermatinya. Saya sering main2 ala IMC gitu tapi masih blm jeli mencermati potensinya..anak saya itu tapi bisa lamaaa dan ga bosen2 dg lego atau yg dia bisa nguprek2 bikin2 dr imajinasinya. Kira2 kemana itu arahnya ya mb?
Jawab
💓Mba Iin : Klu msh usia 2-7 thn kenalkan dulu banyak hal padanya, tour de talens, bisa jadi krn baru lego aja yg dikenalkan, jd blm tertarik yg lain, klu msh usia segitu memang msh berubah2 mba, istilahnya msh galau😬
💓Mba Wenny : Gapapa mbak...usia 0-7th mmg usia utk anak memperkaya wawasan, utk itu kita gali rasa ingjn tahunya. Klo anak mbak wulan masih berubah2 berarti dia sedang mengisi rasa ingin tahunya, kita temani dan fasilitasi saja mbak dan ditumbuhkan terus rasa ingin tahu tsb.
💓Klo dari cerita mbak diatas, berarti mbak wulan sdh mencermati potensi/sifat uniknya yaitu suka dengan hal-hal yg berhubungan dengan membangun, suka merancang. Tinggal dituliskan/didokumentasikan saja mbak, spt catatan di buku catatan tumbuh kembang posyandu. Atau kalo saya, saya foto dan buat folder sendiri.
Misal usia 3 th anak saya suka tantrum, anak.saya suka main lego. Dicatat terus sifat2, kegiatan2 yg disuka, nanti akan ketemu polanya. Catatan2 ini yg membantu kita menemukan potensinya.
💓Mba Wenny: Menambahkan ya mbak in, utk itu salah satu tugas kita adalah mencermati potensi2 bakat yg dimiliki, perlu juga mendokumentasikan bakat/sifat unik mulai 0-7th. Selain itu perlu juga Mengenalkan dan mencoba beragam kegiatan dan profesi, sehingga nanti kita bisa menelusuri bakat dan kecerdasannya yg dominan dimana, kemudian bisa kita kembangkan.
✏ Fitri Yuliastuti
Mendokumentasikannya baiknya brp hari sekali mb? Atau pas sifatnya keluar??Tour de talents itu sesuai dg mainan yg kt miliki atau ada panduannya mb? Supaya tau apa sj yg bagus to menstimulusnya
Jawab
💓Mba Iin : Referensi aktifitasnya di variasi. Itu diatas ceklist perkembangan anak 0-7 thn, mudah2 bermanfaat ya. Tiap hari boleh mba, pasti tiap hari ada yg menarik dari si anak, asal emaknya konsisten aja, klu saya msh nomen aja mba, maklum anak udh 4 klu tiap hari emaknya ntar gak masak2😅
💓Mba Wenny: Iya sama kaya mbak in, gak ada aturan berapa hari sekali, yaa sesuai kemampuan ibu masing2. Intinya kita punya catatan dlm perkembangan tiap tahun anak kita, ada catatan2 ttg tumbuh kembangnya.
PENUTUP
Setiap anak tidak ada yg salah dititipkan Allah dalam rahim ibunya, Allah sudah menitipkannya dalam rahim kita satu paket dengan kemampuan mendidiknya, jadi jgn pernah takut utk memulai, utk trus belajar dan berjalan demi anak2 kita karena hanya ibunya yg mampu bukan ibu orang lain
《《《《《《《●●●●●●●●●》》》》》》
Belajar Bagaimana Caranya Belajar Resume Diskusi Materi 5
Resume diskusi materi #5
Matrikulasi IIP batch #3 Lampung
*Belajar bagaimana caranya belajar*
Selasa, 21 Februsri 2017
Fasilitator : Wenny Wahyuningrum
Indarwati
Ketua kelas : Etika Indah Febriani
Koordinator minggu #5 : Pratiwi Wahyuningsih
----------------------------------------------------------------------------
Materi Matrikulasi IIP Batch #3 Sesi #5
📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.
Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
*_Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan_*
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.
Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1⃣Belajar hal berbeda
2⃣ Cara belajar yang berbeda
3⃣Semangat Belajar yang berbeda
🍀 *Belajar Hal Berbeda*
Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya
🍎Menumbuhkan karakter yang baik.
🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
*Cara Belajar Berbeda*
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.
Misalnya :
👍Ibu jari : How
👆Jari telunjuk : Where
✋Jari tengah : What
✋Jari manis : When
✋Jari kelingking : Who
👐Kedua telapak tangan di buka : Why
👏Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik
_Apa itu berpikir skeptik ?_
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
*Semangat Belajar Yang berbeda*
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
🍀Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
🍀Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).
Yang harus dipahami,
*_Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita_*
Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?
• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan
*_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_*
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.
🚫 *_Sebaliknya jangan meratakan lembah_*
yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).
Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.
Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.
Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.
Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3⃣Mengetahui passionnya
Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.
*_Good is not enough anymore we have to be different_*
Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).
Peran kita sebagai orang tua :
👨👩👧👧Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.
👨👩👧👧Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.
kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
👨👩👧👧sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Cara mengetahui passion anak adalah :
1⃣ _Observation_ ( pengamatan)
2⃣ _engage_(terlibat)
3⃣ _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :
1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber bacaan :
_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_
_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_
----------------------------------------------------------------------------
*sesi tanya jawab*
1. Sukmawati - Bandarjaya
Pertanyaan :
Dimulai di usia berapakah seorng anak dapat kita ketahui minat bakatnya?
Anak saya usia 3 tahun terbiasa dengan istilah surga, neraka, dan Allah. jika ia berbuat baik, maka Allah bisa memberikannya mainan melalui ayah, ibu, neneknya, dll. jika ia berbuat tidak patut Allah bisa marah dan tdk mau memberikan mainan utknya. anak yg tdk baik bisa masuk neraka di sana ada api yg panas, anak baik nanti bisa masuk syurga dg banyak sekali mainan apapun yg diminta pasti ada. semalam ia bertanya," Allah itu di mana/mana Allah?" saya jawab: kita tdk bs melihat Allah, tapi Allah selalu melihat kita (intinya demikian). apakah jawaban tsb sudah benar atau haruskah kami perbaiki? Bagaimana jika suatu saat si Anak bertanya namun kita belum bisa menjawabnya?
Jawaban :
1.a. Pertama-tama yang kita harus pahami dulu adalah arti bakat itu sendiri.
Dalam Talents Mapping, bakat adalah sifat produktif, karakter dan kebiasaan. Yang pada akhirnya akan membawa pada peran. Jadi peran itu ada dibagian akhir. Bukan pertama. Tetapi sebuah peran dapat kita amati dan dapat membawa pada sebuah sifat produktif.
Sama dengan pengertian pada buku Fitrah Based Education, Bakat adalah personality yang produktif. Personality ini berkaitan dengan sifat bawaan unik yang ada pada masing2 individu.
Jadi jika kita mau memakai 2 hal tsb sebagai acuan, maka bakat sudah dapat terlihat dari usia sangat dini yaitu 0-7 th, biasanya puncaknya ada di usia 10 tahun.
Misal seorang bayi atau balita pun sudah dapat kita lihat sifat2 dan ciri2 khususnya. Misal ada balita yang sangat suka tampil, tidak malu tampil didepan umum. Bisa jadi memiliki sifat significance dalam istilah TM. Kemudian ada balita yang teguh pendirian, tidak mudah dibujuk, maka anak ini bisa jadi memiliki sifat commander.
Disinilah diperlukan dibuatnya jurnal, portofolio, dan buku orang tua. Untuk terus memantau perkembangan sifat2nya itu. Aktivitas yang dia sukai akan sangat membantu kita untuk memantau hal hal tersebut. Selain itu kegiatan tour de talents juga dapat membantu kita untuk mengenali bakat.
Untuk tambahan mengenali bakat, berikut ini saya ambil dr tulisan ustadz Harry Santosa di buku Fitrah Based Education. Cara mengenali bakat cirinya aktivitas itu dinanti-nanti kedatangannya, ditunggu tunggu dengan suka cita dan tidak sabar. Maka jika anak kita mengalaminya, catatlah saat itu juga, jangan ditunda. Fasilitasi anak kita dengan beragam aktivitas, jangan terkungkung dengan dunia otak kiri dan teknis akademi semata. Perbanyak aktivitas produktif yg menjadi minat dan keinginannya.
(sumber : kulwap Talent Mapping HEbAT Kaltim kaltara dan buku FBE)
1.b. mbak sukma, usia 0-7 tahun adalah golden age bagi fitrah keimanan, krn secara fitrah perkembangan pd saat usia ini anak berada pada masa dimana imajinasi dan abstraksi berada pada puncaknya, alam bawah sadar masih terbuka lebar shg imaji imaji tentang Allah, Rasulullah, ttg kebajikan dan ciptaanNYA akan mudah dibangkitkan. Untuk itu pd usia ini pendekatan fitrah iman adalah dgn imaji positif ttg Allah, ttg Rasulullah, agama, ibadah dsb.
Berikut ini kutipan artikel di buku Fitrah Based Education yg diambil dr What Age Do I Teach My Child Quran? Nouman Ali Khan.
“Anak-anak berada pada fitrah mereka. Anda tahu apa maksudnya? Saat ini mereka tidak bertanggungjwab atas kesalahan mereka. Mengapa anda ingin buat mereka takut pada Allah di saat mereka tak perlu takut kepada Allah? Takut kepada Allah diperlukan bagi mereka yang bertanggung jawab atas amal perbuatan mereka. Ya atau tidak?. Sekarang ini adalaj waktu untukmenunjukkan pada mereka cinta, ampunan, rasa sayang dan karunia Allah SWT.” (makjleb juga ini buat saya).
Jadi apabila berdasarkan penjelasan di atas, untuk usia di bawah 10 tahun, apa yang dilakukan mbak sukma sebaiknya dilakukan imaji positif saja, agar tumbuh kecintaan kepada Allah SWT.
Referensi : buku FBE
1.c.Apabila ada pertanyaan yg belum tahu jawabannya, biasanya saya bilang “maaf ibu belum tahu, nanti kita cari tahu sama-sama ya”. Kemudian selanjutnya saya ajak anak untuk bertanya ke orang yang lebih tahu misal bapaknya, atau sama-sama mencari di buku/google.
Hal seperti ini bagus juga untuk mengasah dan mengembangkan rasa ingin tahunya, istilah bu septi intelectual curiosity.
2. Echi - bandar lampung
Pertanyaan :
anak saya yg sulung laki2,usia 4th 3 bln
kalau ditanya nanti besarnya mau jadi apa,selalu bilang mau jadi pemadam kebakaran. ditanya kenapa,dia bilang mau bantu org2 yang kena bakar api supaya bisa selamat. sudah skitar 6bulanan ini kalau ditanya jawabannya tidak berubah. kadang ditambah sih,mau jadi polisi juga,mau jadi dokter juga..gitu2. tapi yg pokok pemadam kebakaran nya selalu disebut. ternyata karena dia suka dengan game kebakaran di hp. yg mau saya tanyakan,apakah memang ketertarikan anak saya disitu? karena sumbernya adalah game,ada perasaan tidak yakin bahwa itu adalah minat anak saya. kalau memang benar,itu mungkin minat dan bakat anak saya,aktivitas apa yg menunjang minat nya tsb selain saya sediakan mainan?
untuk anak2 yg belum bisa bicara,bagaimana pengamatan kelebihan nya?
terimakasih ☺
Jawaban :
2.a. Seperti yg saya sampaikan pd jawaban no.1, usia 0-7 th adalah usia anak2 mengenali bakatnya, jadi masih bisa berubah-rubah. Untuk saat ini baiknya difasilitasi saja mbak, krn dia sedang dalam tahap kaya wawasan, kita gali juga intellectual curiositynya, coba dibacakan buku-buku tentang pemadam kebakaran, melihat cerita2 positif atau heroik tentang pemadam kebakaran dsb. Bisa juga dikenalkan profesi lain melalui membacakan buku ttg profesi lain. Sepertinya anak mbak echi suka menolong jadi dia ingin tahu profesi2 yg berkaitan dgn menolong/melayani.
2.b. Mengamati fitrah bakat tidak selalu melihat kelebihannya, namun juga karakteristik sifat lainnya. Untuk usia yang belum bicara kita bisa melihat dari milestone tumbuh kembangnya mbak. Apakah tahapan2 perkembangan motorik, sensorik dsb sudah sesuai tahapan, tahapan yg menonjol/cepat dikuasai, tahapan mana yg butuh waktu lebih dsb.
Di materi #4 kmrn sdh diberikan mbak indarwati checklist perkembangan anak per usia dr 0-6 th.
Berikut ini linknya mbak http://rumahinspirasi.com/checklist-indikator-perkembangan-anak-usia-1-2-tahun-diknas/
3. nama: karolina ranti
kota : bandar lampung
Pertanyaan :
bisa dijelaskan bagaimana peran sebagai pemandu utk anak usia 0-8 tahun?
terima kasih
Jawaban :
3. Yang dimaksud pemandu adalah Orangtua bertugas memandu anak untuk menyadari fitrah bakatnya. Intinya pada usia ini orang tua bertugas membangkitkan kesadaran bakat lewat beragam aktifitas dan wawasan, serta mendokumentasikan aktifitas.
Seperti yang dituliskan ibu septi pada materi #5 ini, caranya dengan observasi ( pengamatan), engage (terlibat) serta watch and listen (lihat dan dengarkan suara anak). Salah satu contohnya dengan bermain bersama anak. Contoh lagi yaitu dengan mengajak anak untuk melihat keanekaragaman bakat/profesi yang ada di muka bumi ini, agar mereka kaya wawasan, sehingga kaya akan mimpinya untuk masa depan.
4. Heni Puspita - Bandar Lampung
Pertanyaan :
1. Apa contoh real peran orangtua sebagai pemandu?
2. Sy lihat ada anak tmn yg dibolehkan main game & menonton video dgn syarat & batasan waktu dan mrk bs belajar memasak, membuat science project, dsb. Sy tdk anti gadget/tontonan asal tdk berlebihan n ada manfaatnya. Di sisi lain ada yg seolah memandang remeh ortu yg memperbolehkan anaknya bergadgetria/menonton meski tdk berlebihan. Bagaimana menyikapinya krn jaman skrg ini eranya smartphone + internet?
Jawaban :
4.a. Jawaban sama dengan jawaban no.3a ya mbak heni.
4.b. Kalo berdasarkan pengalaman saya pribadi, informasi digital bisa menjadi salah satu sumber ilmu dan inspirasi bagi kita dan bagi anak juga. Ada berbagai situs bermanfaat yang berisi tentang ide permainan, tutorial bermanfaat dsb. Namun kita juga harus punya strategi untuk menghindari unsur-unsur negative yang muncul dengan cara mendampingi anak tsb dalam mencari informasi digital, diberikan waktu yg disepakati dll. Saya termasuk yang banyak menggunakan informasi digital dalam menambah ilmu2 berkaitan passion saya. Anak saya juga jadi berkembang kemampuan membangunnya setelah mendapatkan inspirasi mendesain dan membangun lego setela melihat beberapa tutorial pembuatan lego.✅
5. Fivin Arfina Sury - Bandar Lampung
Pertanyaan :
1. Sejak usia berapakah bakat/hobby anak itu sudah bisa kita "baca" sebagai orangtuanya?
2. Si Abang, anak pertama (usia 6 tahun) hobby nya menggambar dan mewarnai sekitar 2 tahun belakangan ini, apakah itu sudah bisa kita sebut bahwa bakat anak saya tersebut yaitu menggambar dan mewarnai? Sedangkan adiknya (usia 3,5 tahun) itu adalah pengCopy ulung, dia selalu meniru apapun yang dilakukan abangnya, sehingga saya terkadang sulit menentukan apa hobby anak yg kedua ini. Bagaimana cara mengetahui/membaca hobby anak kedua saya ini?)
Terimakasih🙏🏻😘
Jawaban :
5.a. Sama seperti pada jawaban no.1.a.
5.b. untuk abang kesukaan menggambarnya bisa kita terus amati, catat, dampingi dan fasilitasi. Aktivitas ini nantinya dapat disebut bakat apabila sudah mencapai 3E yaitu easy, enjoy dan excellent. Untuk anak yang kedua terus distimulasi dengan banyak kegiatan, apabila usia anak ke 2 ini masih dalam tahap perkembangan motoric, sensoric dsb. Tidak perlu terburu-buru untuk menentukannya terutama pada anak usia 0-7 tahun. Seperti yang dituliskan dalam materi #5 ini lakukan observasi ( pengamatan), engage (terlibat) serta watch and listen (lihat dan dengarkan suara anak). Mbak fivin juga bisa mengenalkan bermacam2 permainan lain/baru yg seru ke abang dan adek shg nanti pelan-pelan ketahuan permainan yg disukai adek✅
-----------------------------------------------------------------------------
Tanggapan dari peserta diskusi :
1. Terhadap pertanyaan nomer 1.
Mb wenny, bukankah menginformasikan kepada si anak adanya surga bagi anak yg baik, dan neraka bagi anak yang berkelakuan kurang baik itu sama dengan kita mengarahkan kepada si anak akan adanya konsekuensi dan reward ya mb? mohon maaf jika salah 😊
Jawaban :
Pemahaman saya begini mbak, utk usia yg masih 3 thn yaitu dlm rentang usia 0-7th dgn fitrah keimanan spt itu, ada banyak cara utk mengenalkan konsekuensi dan reward. Tp klo di IIP istilah yg sering digunakan adalah komitmen.
Apabila kita mengaitkan kebaikan dgn neraka yg scr imaji pasti menakutkan, maka yg tertanam pada pikiran anak bahwa hal2 yg menakutkan tsb.
Mohon maaf apabila kurang berkenan. Saya pun juga bukan ahlinya dalam hal ini. Saya jg sdg belajar mengenai fitrah keimanan ini.
2. Terhadap jawaban 4b.
Pratiwi Wahyuningsih : Kalau sy pribadi sering memperlihatkan ke anak sy yg berusia 2.5 thn mbak. Video tentang bentuk benda. Mengenal warna. Lagu bhs indo & inggris. Tp sy meniadakan tv.
Hayatunnisa : Kalau waktu seminar pak krisna ttg gadget itu mbak, menurut beliau karena ini memang eranya, anak boleh pakai dan menonton hanya manajemen waktunya kita buat kesepakatan. Banyak pertimbangannya, dari segi isi, waktu dan kesehatan juga.
3. Terhadap jawaban nomer 5.
Fivin Arvina : Jazaqillah mb @Wenny IIP Batch 3 atas jawabannya, jadi intinya kita sbg orangtua jgn terburu2 menentukan bakat si anak ya (usia 0-7 th), di amati sambil terus didampingi dan dikenalkan berbagai macam kegiatan, biar anak nanti yang menemukan sendiri bakat dan hobby nya. Bgtu ya mb😊
Wenny : Nanti usia 7-10 tahun, bisa jadi sdh kelihatan bbrp hal yg jd minat bakatnya, kita bisa kembangkan dgn memperkaya gagasan.
Matrikulasi IIP batch #3 Lampung
*Belajar bagaimana caranya belajar*
Selasa, 21 Februsri 2017
Fasilitator : Wenny Wahyuningrum
Indarwati
Ketua kelas : Etika Indah Febriani
Koordinator minggu #5 : Pratiwi Wahyuningsih
----------------------------------------------------------------------------
Materi Matrikulasi IIP Batch #3 Sesi #5
📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.
Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
*_Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan_*
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.
Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1⃣Belajar hal berbeda
2⃣ Cara belajar yang berbeda
3⃣Semangat Belajar yang berbeda
🍀 *Belajar Hal Berbeda*
Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya
🍎Menumbuhkan karakter yang baik.
🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
*Cara Belajar Berbeda*
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.
Misalnya :
👍Ibu jari : How
👆Jari telunjuk : Where
✋Jari tengah : What
✋Jari manis : When
✋Jari kelingking : Who
👐Kedua telapak tangan di buka : Why
👏Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik
_Apa itu berpikir skeptik ?_
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
*Semangat Belajar Yang berbeda*
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
🍀Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
🍀Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).
Yang harus dipahami,
*_Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita_*
Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?
• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan
*_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_*
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.
🚫 *_Sebaliknya jangan meratakan lembah_*
yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).
Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.
Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.
Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.
Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3⃣Mengetahui passionnya
Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.
*_Good is not enough anymore we have to be different_*
Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).
Peran kita sebagai orang tua :
👨👩👧👧Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.
👨👩👧👧Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.
kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
👨👩👧👧sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Cara mengetahui passion anak adalah :
1⃣ _Observation_ ( pengamatan)
2⃣ _engage_(terlibat)
3⃣ _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :
1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber bacaan :
_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_
_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_
----------------------------------------------------------------------------
*sesi tanya jawab*
1. Sukmawati - Bandarjaya
Pertanyaan :
Dimulai di usia berapakah seorng anak dapat kita ketahui minat bakatnya?
Anak saya usia 3 tahun terbiasa dengan istilah surga, neraka, dan Allah. jika ia berbuat baik, maka Allah bisa memberikannya mainan melalui ayah, ibu, neneknya, dll. jika ia berbuat tidak patut Allah bisa marah dan tdk mau memberikan mainan utknya. anak yg tdk baik bisa masuk neraka di sana ada api yg panas, anak baik nanti bisa masuk syurga dg banyak sekali mainan apapun yg diminta pasti ada. semalam ia bertanya," Allah itu di mana/mana Allah?" saya jawab: kita tdk bs melihat Allah, tapi Allah selalu melihat kita (intinya demikian). apakah jawaban tsb sudah benar atau haruskah kami perbaiki? Bagaimana jika suatu saat si Anak bertanya namun kita belum bisa menjawabnya?
Jawaban :
1.a. Pertama-tama yang kita harus pahami dulu adalah arti bakat itu sendiri.
Dalam Talents Mapping, bakat adalah sifat produktif, karakter dan kebiasaan. Yang pada akhirnya akan membawa pada peran. Jadi peran itu ada dibagian akhir. Bukan pertama. Tetapi sebuah peran dapat kita amati dan dapat membawa pada sebuah sifat produktif.
Sama dengan pengertian pada buku Fitrah Based Education, Bakat adalah personality yang produktif. Personality ini berkaitan dengan sifat bawaan unik yang ada pada masing2 individu.
Jadi jika kita mau memakai 2 hal tsb sebagai acuan, maka bakat sudah dapat terlihat dari usia sangat dini yaitu 0-7 th, biasanya puncaknya ada di usia 10 tahun.
Misal seorang bayi atau balita pun sudah dapat kita lihat sifat2 dan ciri2 khususnya. Misal ada balita yang sangat suka tampil, tidak malu tampil didepan umum. Bisa jadi memiliki sifat significance dalam istilah TM. Kemudian ada balita yang teguh pendirian, tidak mudah dibujuk, maka anak ini bisa jadi memiliki sifat commander.
Disinilah diperlukan dibuatnya jurnal, portofolio, dan buku orang tua. Untuk terus memantau perkembangan sifat2nya itu. Aktivitas yang dia sukai akan sangat membantu kita untuk memantau hal hal tersebut. Selain itu kegiatan tour de talents juga dapat membantu kita untuk mengenali bakat.
Untuk tambahan mengenali bakat, berikut ini saya ambil dr tulisan ustadz Harry Santosa di buku Fitrah Based Education. Cara mengenali bakat cirinya aktivitas itu dinanti-nanti kedatangannya, ditunggu tunggu dengan suka cita dan tidak sabar. Maka jika anak kita mengalaminya, catatlah saat itu juga, jangan ditunda. Fasilitasi anak kita dengan beragam aktivitas, jangan terkungkung dengan dunia otak kiri dan teknis akademi semata. Perbanyak aktivitas produktif yg menjadi minat dan keinginannya.
(sumber : kulwap Talent Mapping HEbAT Kaltim kaltara dan buku FBE)
1.b. mbak sukma, usia 0-7 tahun adalah golden age bagi fitrah keimanan, krn secara fitrah perkembangan pd saat usia ini anak berada pada masa dimana imajinasi dan abstraksi berada pada puncaknya, alam bawah sadar masih terbuka lebar shg imaji imaji tentang Allah, Rasulullah, ttg kebajikan dan ciptaanNYA akan mudah dibangkitkan. Untuk itu pd usia ini pendekatan fitrah iman adalah dgn imaji positif ttg Allah, ttg Rasulullah, agama, ibadah dsb.
Berikut ini kutipan artikel di buku Fitrah Based Education yg diambil dr What Age Do I Teach My Child Quran? Nouman Ali Khan.
“Anak-anak berada pada fitrah mereka. Anda tahu apa maksudnya? Saat ini mereka tidak bertanggungjwab atas kesalahan mereka. Mengapa anda ingin buat mereka takut pada Allah di saat mereka tak perlu takut kepada Allah? Takut kepada Allah diperlukan bagi mereka yang bertanggung jawab atas amal perbuatan mereka. Ya atau tidak?. Sekarang ini adalaj waktu untukmenunjukkan pada mereka cinta, ampunan, rasa sayang dan karunia Allah SWT.” (makjleb juga ini buat saya).
Jadi apabila berdasarkan penjelasan di atas, untuk usia di bawah 10 tahun, apa yang dilakukan mbak sukma sebaiknya dilakukan imaji positif saja, agar tumbuh kecintaan kepada Allah SWT.
Referensi : buku FBE
1.c.Apabila ada pertanyaan yg belum tahu jawabannya, biasanya saya bilang “maaf ibu belum tahu, nanti kita cari tahu sama-sama ya”. Kemudian selanjutnya saya ajak anak untuk bertanya ke orang yang lebih tahu misal bapaknya, atau sama-sama mencari di buku/google.
Hal seperti ini bagus juga untuk mengasah dan mengembangkan rasa ingin tahunya, istilah bu septi intelectual curiosity.
2. Echi - bandar lampung
Pertanyaan :
anak saya yg sulung laki2,usia 4th 3 bln
kalau ditanya nanti besarnya mau jadi apa,selalu bilang mau jadi pemadam kebakaran. ditanya kenapa,dia bilang mau bantu org2 yang kena bakar api supaya bisa selamat. sudah skitar 6bulanan ini kalau ditanya jawabannya tidak berubah. kadang ditambah sih,mau jadi polisi juga,mau jadi dokter juga..gitu2. tapi yg pokok pemadam kebakaran nya selalu disebut. ternyata karena dia suka dengan game kebakaran di hp. yg mau saya tanyakan,apakah memang ketertarikan anak saya disitu? karena sumbernya adalah game,ada perasaan tidak yakin bahwa itu adalah minat anak saya. kalau memang benar,itu mungkin minat dan bakat anak saya,aktivitas apa yg menunjang minat nya tsb selain saya sediakan mainan?
untuk anak2 yg belum bisa bicara,bagaimana pengamatan kelebihan nya?
terimakasih ☺
Jawaban :
2.a. Seperti yg saya sampaikan pd jawaban no.1, usia 0-7 th adalah usia anak2 mengenali bakatnya, jadi masih bisa berubah-rubah. Untuk saat ini baiknya difasilitasi saja mbak, krn dia sedang dalam tahap kaya wawasan, kita gali juga intellectual curiositynya, coba dibacakan buku-buku tentang pemadam kebakaran, melihat cerita2 positif atau heroik tentang pemadam kebakaran dsb. Bisa juga dikenalkan profesi lain melalui membacakan buku ttg profesi lain. Sepertinya anak mbak echi suka menolong jadi dia ingin tahu profesi2 yg berkaitan dgn menolong/melayani.
2.b. Mengamati fitrah bakat tidak selalu melihat kelebihannya, namun juga karakteristik sifat lainnya. Untuk usia yang belum bicara kita bisa melihat dari milestone tumbuh kembangnya mbak. Apakah tahapan2 perkembangan motorik, sensorik dsb sudah sesuai tahapan, tahapan yg menonjol/cepat dikuasai, tahapan mana yg butuh waktu lebih dsb.
Di materi #4 kmrn sdh diberikan mbak indarwati checklist perkembangan anak per usia dr 0-6 th.
Berikut ini linknya mbak http://rumahinspirasi.com/checklist-indikator-perkembangan-anak-usia-1-2-tahun-diknas/
3. nama: karolina ranti
kota : bandar lampung
Pertanyaan :
bisa dijelaskan bagaimana peran sebagai pemandu utk anak usia 0-8 tahun?
terima kasih
Jawaban :
3. Yang dimaksud pemandu adalah Orangtua bertugas memandu anak untuk menyadari fitrah bakatnya. Intinya pada usia ini orang tua bertugas membangkitkan kesadaran bakat lewat beragam aktifitas dan wawasan, serta mendokumentasikan aktifitas.
Seperti yang dituliskan ibu septi pada materi #5 ini, caranya dengan observasi ( pengamatan), engage (terlibat) serta watch and listen (lihat dan dengarkan suara anak). Salah satu contohnya dengan bermain bersama anak. Contoh lagi yaitu dengan mengajak anak untuk melihat keanekaragaman bakat/profesi yang ada di muka bumi ini, agar mereka kaya wawasan, sehingga kaya akan mimpinya untuk masa depan.
4. Heni Puspita - Bandar Lampung
Pertanyaan :
1. Apa contoh real peran orangtua sebagai pemandu?
2. Sy lihat ada anak tmn yg dibolehkan main game & menonton video dgn syarat & batasan waktu dan mrk bs belajar memasak, membuat science project, dsb. Sy tdk anti gadget/tontonan asal tdk berlebihan n ada manfaatnya. Di sisi lain ada yg seolah memandang remeh ortu yg memperbolehkan anaknya bergadgetria/menonton meski tdk berlebihan. Bagaimana menyikapinya krn jaman skrg ini eranya smartphone + internet?
Jawaban :
4.a. Jawaban sama dengan jawaban no.3a ya mbak heni.
4.b. Kalo berdasarkan pengalaman saya pribadi, informasi digital bisa menjadi salah satu sumber ilmu dan inspirasi bagi kita dan bagi anak juga. Ada berbagai situs bermanfaat yang berisi tentang ide permainan, tutorial bermanfaat dsb. Namun kita juga harus punya strategi untuk menghindari unsur-unsur negative yang muncul dengan cara mendampingi anak tsb dalam mencari informasi digital, diberikan waktu yg disepakati dll. Saya termasuk yang banyak menggunakan informasi digital dalam menambah ilmu2 berkaitan passion saya. Anak saya juga jadi berkembang kemampuan membangunnya setelah mendapatkan inspirasi mendesain dan membangun lego setela melihat beberapa tutorial pembuatan lego.✅
5. Fivin Arfina Sury - Bandar Lampung
Pertanyaan :
1. Sejak usia berapakah bakat/hobby anak itu sudah bisa kita "baca" sebagai orangtuanya?
2. Si Abang, anak pertama (usia 6 tahun) hobby nya menggambar dan mewarnai sekitar 2 tahun belakangan ini, apakah itu sudah bisa kita sebut bahwa bakat anak saya tersebut yaitu menggambar dan mewarnai? Sedangkan adiknya (usia 3,5 tahun) itu adalah pengCopy ulung, dia selalu meniru apapun yang dilakukan abangnya, sehingga saya terkadang sulit menentukan apa hobby anak yg kedua ini. Bagaimana cara mengetahui/membaca hobby anak kedua saya ini?)
Terimakasih🙏🏻😘
Jawaban :
5.a. Sama seperti pada jawaban no.1.a.
5.b. untuk abang kesukaan menggambarnya bisa kita terus amati, catat, dampingi dan fasilitasi. Aktivitas ini nantinya dapat disebut bakat apabila sudah mencapai 3E yaitu easy, enjoy dan excellent. Untuk anak yang kedua terus distimulasi dengan banyak kegiatan, apabila usia anak ke 2 ini masih dalam tahap perkembangan motoric, sensoric dsb. Tidak perlu terburu-buru untuk menentukannya terutama pada anak usia 0-7 tahun. Seperti yang dituliskan dalam materi #5 ini lakukan observasi ( pengamatan), engage (terlibat) serta watch and listen (lihat dan dengarkan suara anak). Mbak fivin juga bisa mengenalkan bermacam2 permainan lain/baru yg seru ke abang dan adek shg nanti pelan-pelan ketahuan permainan yg disukai adek✅
-----------------------------------------------------------------------------
Tanggapan dari peserta diskusi :
1. Terhadap pertanyaan nomer 1.
Mb wenny, bukankah menginformasikan kepada si anak adanya surga bagi anak yg baik, dan neraka bagi anak yang berkelakuan kurang baik itu sama dengan kita mengarahkan kepada si anak akan adanya konsekuensi dan reward ya mb? mohon maaf jika salah 😊
Jawaban :
Pemahaman saya begini mbak, utk usia yg masih 3 thn yaitu dlm rentang usia 0-7th dgn fitrah keimanan spt itu, ada banyak cara utk mengenalkan konsekuensi dan reward. Tp klo di IIP istilah yg sering digunakan adalah komitmen.
Apabila kita mengaitkan kebaikan dgn neraka yg scr imaji pasti menakutkan, maka yg tertanam pada pikiran anak bahwa hal2 yg menakutkan tsb.
Mohon maaf apabila kurang berkenan. Saya pun juga bukan ahlinya dalam hal ini. Saya jg sdg belajar mengenai fitrah keimanan ini.
2. Terhadap jawaban 4b.
Pratiwi Wahyuningsih : Kalau sy pribadi sering memperlihatkan ke anak sy yg berusia 2.5 thn mbak. Video tentang bentuk benda. Mengenal warna. Lagu bhs indo & inggris. Tp sy meniadakan tv.
Hayatunnisa : Kalau waktu seminar pak krisna ttg gadget itu mbak, menurut beliau karena ini memang eranya, anak boleh pakai dan menonton hanya manajemen waktunya kita buat kesepakatan. Banyak pertimbangannya, dari segi isi, waktu dan kesehatan juga.
3. Terhadap jawaban nomer 5.
Fivin Arvina : Jazaqillah mb @Wenny IIP Batch 3 atas jawabannya, jadi intinya kita sbg orangtua jgn terburu2 menentukan bakat si anak ya (usia 0-7 th), di amati sambil terus didampingi dan dikenalkan berbagai macam kegiatan, biar anak nanti yang menemukan sendiri bakat dan hobby nya. Bgtu ya mb😊
Wenny : Nanti usia 7-10 tahun, bisa jadi sdh kelihatan bbrp hal yg jd minat bakatnya, kita bisa kembangkan dgn memperkaya gagasan.
Ibu Manajer Keluarga Handal Resume Diskusi Materi 6
Resume Diskusi Materi #6
Matrikulasi IIP Batch#3 Lampung
*Ibu Manajer Keluarga*
Selasa, 28 Februari 2017
Fasilitator:- Wenny Wahyuningrum
- Indarwati
Ketua Kelas: Etika Indah Febriani
Koordinator minggu#6: Ita Susanti
---------------------------------------------------------------
*IBU MANAJER KELUARGA HANDAL*
_Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6_
*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah *_ibu bekerja_* yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
*_kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita_*
Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?
🍀Apakah masih *ASAL KERJA*, menggugurkan kewajiban saja?
🍀Apakah didasari sebuah *KOMPETISI* sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
🍀Apakah karena *PANGGILAN HATI* sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa _MENGELUH_.
*Ibu Manajer Keluarga*
Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita
*_Saya Manager Keluarga_*
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
🍀Buatlah skala prioritas
🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
*Menangani Kompleksitas Tantangan*
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
*_a. PUT FIRST THINGS FIRST_*
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
*_b.ONE BITE AT A TIME_*
Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
*_c. DELEGATING_*
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
*_ Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_*
_Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya_
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.
*Perkembangan Peran*
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih
*_SEKEDAR MENJADI IBU_*
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “managjer keuangan keluarga.
🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata
*BERUBAH atau KALAH*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
_SUMBER BACAAN_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015_
_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #3, 2017_
_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009_
[2/27, 20:26] +62 812-2728-9000: https://youtu.be/Cr9JSJS7CIM
----------------------------------------------------------------
$$ Sesi diskusi $$
Untuk materi kali ini tidak ada pertanyaan yang masuk untuk dijawab sehingga hanya terjadi diskusi langsung dengan fasilitator. Adapun rangkuman dari hasil diskusi adalah sebagai berikut:
☆ Seorang ibu adalah manajer rumah tangga bukan pembantu rumah tangga.
☆ Kita harus memetakan aktivitas prioritas kita sehingga tugas utama kita tidak terabaikan. Artinya ada skala prioritas ketika kita adalah ibu sebagai manajer rumah tangga, karena seorang ibu kondisi lahir dan batinnya memang harus dijaga.
☆ kita harus mampu mengkomunikasikan ini dengan baik ke pasangan khususnya, mana yg lebih prioritas, waktu kita habis di kerja teknis alias beres2 rumah atau membersamai anak2 kita (alias anak terurus baik dari urusan lahir maupun batinnya).
Demikianlah review materi materikulasi#6
Matrikulasi IIP Batch#3 Lampung
*Ibu Manajer Keluarga*
Selasa, 28 Februari 2017
Fasilitator:- Wenny Wahyuningrum
- Indarwati
Ketua Kelas: Etika Indah Febriani
Koordinator minggu#6: Ita Susanti
---------------------------------------------------------------
*IBU MANAJER KELUARGA HANDAL*
_Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6_
*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah *_ibu bekerja_* yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
*_kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita_*
Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?
🍀Apakah masih *ASAL KERJA*, menggugurkan kewajiban saja?
🍀Apakah didasari sebuah *KOMPETISI* sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
🍀Apakah karena *PANGGILAN HATI* sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa _MENGELUH_.
*Ibu Manajer Keluarga*
Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita
*_Saya Manager Keluarga_*
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
🍀Buatlah skala prioritas
🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
*Menangani Kompleksitas Tantangan*
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
*_a. PUT FIRST THINGS FIRST_*
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
*_b.ONE BITE AT A TIME_*
Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
*_c. DELEGATING_*
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
*_ Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_*
_Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya_
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.
*Perkembangan Peran*
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih
*_SEKEDAR MENJADI IBU_*
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “managjer keuangan keluarga.
🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata
*BERUBAH atau KALAH*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
_SUMBER BACAAN_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015_
_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #3, 2017_
_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009_
[2/27, 20:26] +62 812-2728-9000: https://youtu.be/Cr9JSJS7CIM
----------------------------------------------------------------
$$ Sesi diskusi $$
Untuk materi kali ini tidak ada pertanyaan yang masuk untuk dijawab sehingga hanya terjadi diskusi langsung dengan fasilitator. Adapun rangkuman dari hasil diskusi adalah sebagai berikut:
☆ Seorang ibu adalah manajer rumah tangga bukan pembantu rumah tangga.
☆ Kita harus memetakan aktivitas prioritas kita sehingga tugas utama kita tidak terabaikan. Artinya ada skala prioritas ketika kita adalah ibu sebagai manajer rumah tangga, karena seorang ibu kondisi lahir dan batinnya memang harus dijaga.
☆ kita harus mampu mengkomunikasikan ini dengan baik ke pasangan khususnya, mana yg lebih prioritas, waktu kita habis di kerja teknis alias beres2 rumah atau membersamai anak2 kita (alias anak terurus baik dari urusan lahir maupun batinnya).
Demikianlah review materi materikulasi#6
BELAJAR MENJADI MANAJER HANDAL
_NICE HOMEWORK #6_
*BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL*
Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.
Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.
Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu
*_RUTINITAS_*
Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :
1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
3 aktivitas penting:
Bekerja
Memasak
Bermain dan belajar dengan anak
3 aktivitas tidak penting
Menonton tv drama korea
Bermain hp
bersantai- santai
2⃣Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana? Bekerja di kantor dari senin - sabtu dari jam 07.00-16.00 wib.
3⃣Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Bekerja, memasak, bermain dan belajar dengan anak
4⃣Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)
05.00 - 05.15 wib. Solat subuh
05.15 - 06.00 wib. Memasak
06.00 - 07.00 wib. Mencuci piring, beres2, mandi dan siap2 berangkat ke kantor
07.00 - 16.15 wib. Bekerja di kantor
16.15 - 17.00 wib. Mandi, solat ashar
17.00 - 18.00 wib. Memasak, membuat cemilan anak, menyiapkan makan malam keluarga
18.00 - 19.00 wib. Solat magrib, tadarus
19.00 - 20.00 wib. Menyuapi anak makan sambil bermain dan belajar
20.00 - 21.00 wib. Mengaji alquran dan hadis
21.00. -22.00 wib. Istirahat dan persiapan tidur
5⃣Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
6⃣Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7).
Jadwal dinamis :
Bekerja di kantor dapat di selingi sambil membaca artikel
07.00 - 16.00 wib. Jadwal dinamis ttg parenting.
17.00 - 18.00 wib. Jadwal dinamis
20.00 - 21.00 wib. Jadwal dinamis
7⃣Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
_SELAMAT MENGERJAKAN_
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
*BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL*
Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.
Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.
Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu
*_RUTINITAS_*
Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :
1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
3 aktivitas penting:
Bekerja
Memasak
Bermain dan belajar dengan anak
3 aktivitas tidak penting
Menonton tv drama korea
Bermain hp
bersantai- santai
2⃣Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana? Bekerja di kantor dari senin - sabtu dari jam 07.00-16.00 wib.
3⃣Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Bekerja, memasak, bermain dan belajar dengan anak
4⃣Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)
05.00 - 05.15 wib. Solat subuh
05.15 - 06.00 wib. Memasak
06.00 - 07.00 wib. Mencuci piring, beres2, mandi dan siap2 berangkat ke kantor
07.00 - 16.15 wib. Bekerja di kantor
16.15 - 17.00 wib. Mandi, solat ashar
17.00 - 18.00 wib. Memasak, membuat cemilan anak, menyiapkan makan malam keluarga
18.00 - 19.00 wib. Solat magrib, tadarus
19.00 - 20.00 wib. Menyuapi anak makan sambil bermain dan belajar
20.00 - 21.00 wib. Mengaji alquran dan hadis
21.00. -22.00 wib. Istirahat dan persiapan tidur
5⃣Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
6⃣Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7).
Jadwal dinamis :
Bekerja di kantor dapat di selingi sambil membaca artikel
07.00 - 16.00 wib. Jadwal dinamis ttg parenting.
17.00 - 18.00 wib. Jadwal dinamis
20.00 - 21.00 wib. Jadwal dinamis
7⃣Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
_SELAMAT MENGERJAKAN_
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Langganan:
Postingan (Atom)